Firman Allah Berbuah Dalam Hidupku
Bacaan : Yesaya 55: 10-13 | Matius 13: 1-9, 18-23
Seorang ayah berpesan kepada empat orang anaknya, “Nak, jangan menyia-nyiakan waktu, berusahalah dengan baik.” Beberapa waktu sesudah pesan sang ayah, ada anak yang belajar dan bekerja dengan tekun, ada yang menggeluti hobinya dengan serius, ada yang menggunakan waktunya untuk menjadi relawan dalam pengabdian kepada masyarakat, dan ada yang menunjukkan gaya hidup yang santai sehingga tidak banyak hal dicapai berhasil dalam hidupnya. Pesan yang baik oleh orang tua sama kepada anak-anaknya, namun ditangkap, dipahami, dan dihidupi dengan berbeda-beda.
Firman Allah lebih dari sekadar sebuah pesan atau kata-kata. Firman Allah memiliki daya dan kuasa karena merupakan kehendak yang dinyatakan-Nya. Ibarat hujan dan salju yang turun ke bumi, firman Allah tidak akan sia-sia, melainkan akan berhasil, mendatangkan sukacita, dan pemulihan bagi umat dan segenap ciptaan-Nya. Karena firman-Nya, Allah dimuliakan dan dimasyurkan.
Tuhan Yesus menggambarkan firman sebagai benih yang ditaburkan. Firman itu akan berhasil, namun tidak pada semua pendengar karena ada sikap, keadaan, dan kesediaan yang berbeda-beda dari para pendengar. Ada pendengar yang menutup hati dan pikirannya, juga keras kepala dan tidak mau belajar. Sikap seperti ini membuatnya mudah tergoda oleh si jahat. Firman Tuhan tidak akan berakar apalagi berbuah dalam hidupnya. Ada pendengar yang tidak fokus dan serius mendalami firman Tuhan. Meski firman itu diterimanya dengan gembira, tapi bila tergoda hal-hal lain yang dianggap lebih menarik, firman itu berlalu begitu saja dan tidak dapat berbuah. Ada pendengar yang gagal menempatkan firman itu sebagai prioritas. Bila nanti ada kesulitan hebat atau sukacita besar, firman itu terhimpit dan terlupakan.
Kita hendaknya menjadi pendengar yang terbuka akan firman, bersedia fokus, serius, dan menempatkan firman Tuhan menjadi prioritas hidup kita. Hidup kita akan berbuah, berkembang, bahkan menjadi penabur firman itu sebagaimana buah memiliki biji/ benih. Berikan waktu khusus bagi firman Tuhan, hayati, renungkan, dan lakukan. Perbaiki dan kembangkan hidup kita sesuai pedoman firman Tuhan. Amin.