Yesus Dibaptis Agar Kita DibaptisNya

Bacaan :  Markus 1 :  4 – 11

Injil Markus mengawali kesaksiannya dengan pemberitaan tentang kedatangan Yohanes Pembaptis dan baptisan Tuhan Yesus. Sementara itu, Injil Matius dan Injil Lukas mengawali kesaksian mereka dengan kelahiran Tuhan Yesus dan karya Allah yang menyertaiNya. Baru kemudian di pasal 3 kedua Injil memberitakan kesaksian pembaptisan Tuhan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, dengan keterangan ketika Yohanes Pembaptis sedang mengajar orang-orang yang dibaptisnya (disebutkan golongan Farisi, Saduki, pemungut cukai, para prajurit, dan orang banyak). Tetapi dalam Injil Markus kita dapati bahwa tepat setelah Yohanes Pembaptis mengatakan : “sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku; membungkuk dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus,” Tuhan Yesus datang dan dengan segera dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.

Kita dapat bersama-sama melihat sebuah situasi yang bertolak belakang. Yohanes Pembaptis memberitakan kedatangan Tuhan Yesus, seorang yang berkuasa, dan membuka tali kasutNya saja, ia tidak layak. Membuka tali kasut orang lain dalam kehidupan Israel merupakan tugas seorang hamba atau budak kepada tamu dari tuannya yang datang ke rumah tuan tersebut. Tali kasut dibukakan oleh hamba atau budak sebelum kemudian hamba atau budak tersebut membasuh kaki tamu tuannya sebelum masuk lebih dalam dan duduk bertemu dengan tuan rumah. Yohanes Pembaptis merasa rendah dan tidak layak menerima Tuhan Yesus, seorang yang berkuasa, bahkan membaptis dengan Roh Kudus. Tetapi justru kepada ia yang tidak layak, yang merasa dirinya lebih rendah dari seorang budak ini, Tuhan Yesus datang untuk dbaptis olehnya.

Dibaptisnya Tuhan Yesus oleh seseorang yang merasa dirinya tidak layak, lebih rendah dari budak, menunjukkan pengakuan, bahwa sekalipun Yohanes Pembaptis dalam keadaan yang tidak layak dan tidak pantas, ia diakui keberadaan dan pelayanannya oleh Tuhan Yesus dengan tetap memberikan baptisan bagiNya. Baptisan yang diterima Tuhan Yesus juga adalah baptisan yang sama yang diterima oleh orang-orang berdosa yang datang untuk bertobat dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus menempatkan diriNya dalam solidaritas dan kerendahan diri dan berada setara bersama dan diantara manusia berdosa. TujuanNya ialah bahwa ia mengosongkan diriNya dan berada diantara manusia, untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa menuju kepada keselamatan yang digenapiNya di kayu salib. Bila Tuhan Yesus saja bersolidaritas bersama manusia yang diakuiNya dalam kerendahan hati mereka, akankah kita mengikutiNya dengan bersolidaritas dan berada setara bersama dengan mereka yang memerlukan perhatian dan pelayanan yang manusiawi?

%d blogger menyukai ini: