Mencintai Liturgi Kehidupan
Bacaan: Filemon 1:1-21
Dari bacaan di atas, kita dapat belajar dari Rasul Paulus bagaimana ia menjalani hidup dengan bahagia dan penuh cinta. Sekalipun dalam penjara, Rasul Paulus tidak kehilangan panggilannya. Ia tetap mengabdi kepada Tuhan dengan memberitakan Injil kepada Onesimus. Ia tahu bahwa di dalam penjara itu hidupnya berguna bagi Onesimus. Ia tahu bagaimana cara menolong Onesimus dengan mewartakan keselamatan. Rasul Paulus pun merayakan kebahagiaannya dengan menulis surat kepada Filemon supaya menerima Onesimus tidak lagi sebagai budak, namun sebagai saudara di dalam Kristus.
Dari Paulus, kita juga bisa menemukan karakter seorang murid yang taat pada Gurunya. Ia mengalami banyak penderitaan demi ketaatannya pada Tuhan Yesus. Penderitaan yang dialami Rasul Paulus juga mendekatkan dirinya pada tujuan hidupnya, menjadi pewarta Injil sampai mati.
Untuk menjadi murid Tuhan memerlukan passion dan tekad kuat. Tantangan yang diberikan Tuhan dalam bacaan Injil menegaskan hal itu. Tanda orang yang memiliki passion adalah tidak gampang menyerah. Ia mampu memberikan lebih dari apa yang diminta, dan ketika ada tantangan, ia pun melompatinya. Itu bisa dilakukan ketika dengan sadar kita telah memilih kehidupan daripada kematian. Kesadaran yang membawa kita menjalani pilihan hidup dengan bahagia dan penuh cinta. Itulah artinya mencintai liturgi kehidupan. Amin.”