Yang Berdosa Diampuni: Allah Dilayani

Lukas 7:36 – 8:3

Manusia diciptakan oleh TUHAN dilengkapi dengan akal budi untuk berpikir, merancang, dan menentukan pilihan-pilihan atas jalan hidupnya. Akibat dosa turunan dari Adam dan Hawa yaitu sifat serta sikap memberontak kepada Allah menyebabkan manusia cenderung untuk menggunakan kebebasan berpikirnya demi kepentingan maupun keinginan kedagingan manusia itu sendiri.

Seperti yang dirancang dan dilakukan oleh Daud. Awalnya Daud adalah dipilih dan dikhususkan oleh Allah dari seorang gembala menjadi pemimpin umat TUHAN. Namun karena kebebasan berpikir yang dimiliki Daud maka ketika dia melihat kecantikan Batsyeba timbullah niat serta rancangan jahat Daud untuk memiliki Batsyeba istri Uria. Terbantailah Uria di medan perang karena strategi licik dari Daud yang menuruti kedagingannya untuk memiliki Batsyeba (2 Samuel 11:26-12:10, 13-15). Kondisi berdosa seperti itu tentu tidak dibiarkan oleh TUHAN.

Pemazmur memberikan pengajaran kepada umat TUHAN untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati manusia bukan karena tercapainya keinginan-keinginan duniawinya, tetapi kebahagiaan sejati adalah ketika manusia diampuni dosanya oleh TUHAN (Mazmur 32). Pertobatan dengan sungguh-sungguh merupakan kebutuhan rohani umat Tuhan, maka Paulus mengajak jemaat Galatia untuk membangun konsep hidup yang sejati bukan dari persoalan-persoalan duniawi tetapi umat hidup dalam iman kepada Tuhan (Galatia 2:15-21).

Apa pentingnya pertobatan bagi manusia? Kesaksian Injil hari ini mengingatkan betapa hidup dalam hubungan yang benar atau pulih dengan Tuhan menjadi keniscayaan bagi orang berdosa. Perempuan berdosa itu mencelikkan pembaca Injil bahwa adalah lebih utama membangun relasi yang pulih dengan Tuhan sehingga kedamaian yang sejati bersemayam dalam diri manusia yang rapuh (Lukas 7:36-8:3). Bacaan hari ini pada intinya mengajak kita untuk senantiasa menyadari akan kerapuhan diri sehingga mau bertobat senantiasa di hadapan Tuhan. Dengan pertobatan sejati maka orang percaya dan gereja dimampukan untuk melayani dengan sepenuh hati. Pertobatan yang senantiasa adalah suatu kebutuhan demi terbangunnya spiritualitas sebagai pelayan Tuhan.

Oleh karena itu kita (jemaat /warga gereja) diundang untuk menerima damai sejahtera dari Tuhan dan memperbarui diri melalui pertobatan untuk melayani Tuhan. Amin.