MENGALAMI PEMULIHAN DALAM PERJUMPAAN
Ks.Pr. Rasul 9:1-2 | Mazmur 30 : 1-13 | Wahyu 5 :11-14 | Yohanes 21 : 1-19
Perjumpaan dengan Kristus adalah suatu pengalaman yang sangat mendalam dan transformatif yang akan dapat membawa dampak pemulihan dalam berbagai aspek kehidupan. Maka selama masa minggu Paskah ini kita diajak untuk menghayati kekayaan dinamika hidup beriman untuk mengalami perjumpaan bersama Yesus yang disalib, wafat, dan bangkit dari kematian. Setiap pengalaman bersama-Nya adalah perubahan besar dalam hidup orang percaya seturut dengan kehendak dan kasih-Nya.
Saulus dalam kisah pertobatannya (Kisah para Rasul 9 :1-20) semula adalah seorang yang membenci Tuhan Yesus dan berusaha membunuh setiap murid Tuhan Yesus yang dijumpainya. Saat perjalanan Saulus ke Damsyik, Tuhan Yesus menjumpai Saulus dan bertanya, ”Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Saulus rebah mendengar itu dan ia menjadi buta. Tuhan Yesus kemudian mengutus Ananias untuk menemui Saulus dan menyembuhkannya. Setelah sembuh dan kekuatannya pulih kembali, seketika itu juga Saulus memberitakan Yesus. Perjumpaan Saulus dengan Tuhan Yesus membawa pemulihan dari masa lalu Saulus yang kelam dan berdosa menjadi hidup yang baru memberitakan Injil dan nama-Nya.
Pujian dalam Mazmur 30 nyanyian syukur dan pujian Daud kepada Tuhan setelah mengalami kesembuhan atau pemulihan dari masalah yang berat. Ayat-ayat ini memberikan penekanan yang berbeda beda yakni (a) ayat 1-4 Pemazmur mengagungkan Tuhan karena telah mengangkatnya dari jurang yang dalam dan menyelamatkannya dari kematian. Ia berseru kepada Tuhan dan Tuhan telah menyembuhkannya, (b) ayat 5-6 Pemazmur mengajak semua umat Tuhan untuk bersyukur dan memuji nama-Nya yang kudus. Ia mengakui bahwa kemarahan Tuhan hanya sesaat, tetapi kasih-Nya kekal dan penuh belas kasihan, (c) ayat 7-8 Pemazmur mengakui bahwa ia pernah merasa aman dan tidak akan goyah, tetapi kemudian ia menyadari bahwa ia menjadi cemas ketika Tuhan menyembunyikan wajah-Nya, (d) ayat 9-11 Pemazmur bertanya, apakah gunanya jika ia berdiam diri di liang kubur dan apakah debu dapat bersyukur kepada Tuhan. Ia menyadari bahwa hanya dengan hidup ia dapat bersyukur dan memberitakan kasih setia Tuhan, dan (e) ayat 12-13 karena sudah diubah oleh Tuhan maka Pemazmur menyatakan bahwa ia akan menyanyikan pujian bagi Tuhan dan tidak akan diam diri. Ia berjanji akan bersyukur kepada Tuhan selamanya. Pemulihan mengubah kedukaan menjadi sukacita, pertobatan mengubah kemurkaan menjadi kasih, dan keterbukaan hati mengubah hati yang keras menjadi hati yang mau taat. Kita bersyukur atas keselamatan dan pemulihan yang diberikan Tuhan. Kebahagiaan dan kelegaan hati ini menjadi pengalaman spiritualitas antara Raja Daud.
Wahyu 5:11-14 menggambarkan pujian kepada Anak Domba yakni Yesus Kristus, dan Dia yang duduk di atas takhta setelah gulungan yang berisi penghakiman telah diserahkan kepada Anak Domba. Ayat-ayat ini menyoroti bahwa semua ciptaan, baik di surga maupun di bumi, bersatu dalam pujian dan penyembahan kepada Tuhan atas karya penebusan-Nya. Secara keseluruhan, ditekankan bahwa penghakiman yang dinyatakan dalam gulungan kitab dipegang oleh Anak Domba, telah memberikan jalan bagi penebusan manusia. Pujian menunjukkan bahwa karya keselamatan dan pengampunan Tuhan telah dirayakan seluruh ciptaan, dan tidak ada yang layak untuk menerima pujian selain Tuhan Sang Anak Domba-Nya. Kitab Wahyu mengingatkan kepada umat bahwa sumber keselamatan dan pemulihan adalah dari Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan yang diberikan oleh Tuhan adalah keselamatan yang mampu mengangkat manusia dari dosa, penderitaan, keterpurukan, dan ketakutan, sehingga martabat manusia dipulihkan Kembali.
Yohanes 21:1-19 menceritakan tentang penampakan diri Yesus kepada para murid-Nya di tepi Danau Tiberias setelah kebangkitan-Nya. Kisah ini, terutama percakapan antara Yesus dan Petrus, menyoroti pemulihan iman Petrus dan memberikan perintah penting tentang penggembalaan. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya kasih, pelayanan, dan pengampunan dalam kehidupan Kristen. Yesus menampakkan Diri kepada para murid-Nya di tepi Danau Tiberias, membuktikan kebangkitan-Nya yang nyata dan memberikan pengharapan. Setelah penyangkalan-penyangkalannya, Petrus diberi kesempatan untuk memulihkan imannya melalui pertanyaan tentang kasih. Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” (kasih “agape” dan “phileo”) dengan kata-kata yang berbeda untuk menunjukkan bahwa kasih dan komitmen Petrus harus lebih dalam. Setelah Petrus menyatakan kasihnya, Yesus memerintahkannya untuk “gembalakanlah domba-domba-Ku,” tugas yang penting dalam pelayanan Kristen. Firman Tuhan ini menjadi pengingat bagi setiap orang percaya untuk terus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, mengabdikan diri dalam pelayanan, dan tidak pernah menyerah dalam iman meskipun menghadapi kesulitan atau kegagalan.
Saat ini, Tuhan Yesus hadir menyapa kita. Amat disayangkan jika kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita kadang tertutup oleh hiruk-pikuk pikiran yang kacau. Ada berbagai persoalan yang membuat kita tidak dapat merespons sapaan Tuhan pada kita. Pada situasi yang seperti itu, sesungguhnya kita membutuhkan ketenangan batin. Para murid yang mundur sejenak ke kehidupan lama mereka. Mereka kembali mencari ikan, namun kali ini Tuhan Yesus bersama mereka dan terjadi mujizat. Simon Petrus dan kawan-kawannya melakukan hal itu. Pada saat hati diliputi kekacauan dan merasa gagal, mereka mengelola batin mereka hingga pada saat berjumpa dengan Yesus mereka benar-benar siap berpulih. Perjumpaan dengan Yesus membuat mereka membaharui visi hidup, yaitu menjaga kawanan domba Allah dan mewartakan Injil Yesus Kristus.
Setiap orang pasti memiliki pengalaman perjumpaan yang mengubah hidup. Pengalaman yang tertanam dalam kehidupan akan menjadi memori positif apabila digunakan untuk membangkitkan semangat yang patah, seperti yang dialami oleh Petrus dan kawan-kawan di tepi Danau Tiberias. Mengapa ada perubahan dalam diri Petrus dan Saulus? Sebab mereka mau membuka diri terhadap kehadiran Sang Kristus. Demikian juga dengan kita semua. Kita diajak membuka diri kepada Tuhan Yesus. Kisah perjumpaan tersebut adalah perjumpaan yang nyata dalam sejarah iman Kristen. Perjumpaan yang mampu mengubah mereka untuk bangkit dan melanjutkan kehidupan baru agar dapat mewartakan kabar sukacita. Mari kita renungkan saat bagaimana atau sedang mengalami apa kita berjumpa denganTuhan Yesus dan apa pemulihan yang terjadi dalam hidup kita? Mari kita sadari bahwa sesungguhnya kita senantiasa membutuhkan perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit dan hidup yang senantiasa memulihkan kita di tengah-tengah berbagai dinamika dan pergumulan kehidupan. Amin.