DIBERKATILAH ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN
Yeremia 17 : 5 – 10
Marthin Luther seorang reformis gereja mengalami hal yang sangat berat setelah dia berani memakukan selembar kertas berisi 95 dalil di pintu Gereja Kastil Wittenberg, Jerman, sebagai wujud protes atas praktik penjualan surat indulgensi oleh Gereja Katolik. Tindakannya itu mendapat tantangan berat, bahkan Marthin Luther menerima banyak ancaman. Dalam pergumulan batin yang berat dan perenungan iman, Marthin Luther menciptakan sebuah pujian “Ein Feste Burg ist Unser Gott” yang kita pujikan dari KJ 250 Allahmu Benteng Yang Teguh. Dan dalam pergumulannya ia juga memutuskan untuk tetap berdiri teguh mempertahankan pengajaran yang berakar dari Alkitab, bukan pemikiran manusia. Dia dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengandalkan apapun yang ada di dunia, melainkan hanya kepada Allah saja. Sejak saat itu, sirnalah ketakutan Marthin Luther dan berganti dengan kekuatan, sukacita dan kedamaian di dalam hatinya, serta tetap fokus dengan tujuannya.
Nabi Yeremia berseru kepada bangsa Israel supaya mereka percaya kepada Allah saja dan bukan menaruh harapan kepada manusia, kekuatan bangsa lain, kekuatan senjata, ataupun kekuatan sendiri. Saat itu bangsa Israel mengalami ketakutan oleh karena serangan dari bangsa lain, sehingga mereka berpikir bahwa mereka aman manakala bersekutu dengan bangsa lain, menganggap bangsa lain adalah pelindungnya. Sikap bangsa Israel inilah yang dikritisi nabi Yeremia, dan dengan tegas berseru “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan hatinya menjauh daripada Tuhan!”
Mengandalkan manusia atau apapun yang ada di dunia berarti tidak percaya kepada Tuhan, dan hal itu membuat Tuhan marah. Tapi sebaliknya, terhadap orang yang mengandalkanNya, Tuhan menganugerahkan sukacita, damai sejahtera, dan rasa aman apapun kondisi sekitarnya. Anugerah dari Tuhan menumbuhkan kekuatan dan tetap fokus dengan yang sedang dikerjakan atau dilakukan. Apapun kondisi dan situasi yang sedang terjadi saat ini, mengandalkan Tuhan adalah sikap yang paling bijaksana. Saat hidup kita mengandalkan Tuhan, kita akan merasa tenang, aman, dan damai sejahtera yang abadi. Kita percaya bahwa dengan mengandalkan Tuhan, kita mampu menghadapi seluruh tantangan yang ada di depan kita, karena saat kita angkat tangan Tuhan pasti turun tangan. Immanuel.