Beribadah Kepada Tuhan Sepanjang Hidup

Bacaan: Amos 6 : 1a, 4-7

 

Setiap orang yang percaya kepada Allah tentu tahu tanggung jawabnya yaitu harus beribadah berbakti kepada Allah, namun untuk memahaminya (beribadah) bisa berbeda-beda.

Ada yang memahami ibadah sebatas yang dilakukan di tempat ibadah (gereja) secara ritual saja, oleh karena itu bila dirinya sudah memenuhi aturan-aturan ritual ibadah merasa sudah cukup, sudah benar, sudah baik dan bahagia. Ibadah dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari dalam relasinya dengan orang lain.

Pemahaman seperti itu, sama dengan yang dipahami oleh bangsa Israel pada jaman nabi Amos saat itu. Ibadah semacam itu sebenarnya hanya memberi kenyamanan dan ketentraman semu saja. Ibadah semacam itu justru sedang berada dalam ancaman hukuman Tuhan.

Dari situ nabi Amos bermaksud menegur dan mengingatkan bahwa ibadah kepada Allah tidak cukup dengan hal-hal ritual saja, tetapi lebih dari itu yaitu perlu diwujudkan dalam hidup sehari-hari dalam hubungannya dengan sesama. Utamanya berlaku adil, tidak curang, tidak menindas terhadap orang kecil/lemah.

Beribadah kepada Allah itu sepanjang hidup yang dijalani, dan bukan hanya di tempat ibadah. Ibadah yang demikian inilah yang diperkenan Allah, yang diberkati, yang memberikan ketentraman dan keselamatan.

Bagaimana dengan ibadah yang kita lakukan?

Pada akhirnya yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa Tuhan tidak akan segan-segan memberikan hukuman jika kita melanggar ketetapannya, karena semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan dan milikNya.  Maka marilah kita beribadah kepada Tuhan sepanjang hidup dengan disertai tingkah laku sesuai perintah Tuhan yaitu adil, setia, kasih, suka memberi dan berbagi kepada sesama. Amin.

%d blogger menyukai ini: