Mengingat, Percaya, dan Menjadi Saksi-Nya
Lukas 24 : 1-12
Lukas mempersaksikan kebangkitan Yesus dengan memberikan penekanan pada “mengingat”. Penekanan ini menjadi relevan untuk dihayati pada masa kini karena untuk mengingat ternyata membutuhkan usaha keras. Mengingat ternyata bukan sesuatu yang mudah. Sebelum Tuhan Yesus mengalami penderitaan dan mati di kayu salib, Ia menyampaikan pesan pada murid-murid-Nya bahwa di Yerusalem Ia akan menderita dan mati. Namun pada hari ketiga, Ia akan bangkit dari antara orang mati. Pesan itu ternyata tidak mudah untuk mereka ingat. Murid-murid Yesus lupa karena mereka memilih mengingat hal-hal traumatis dalam hidupnya. Bagi Lukas, mengingat bukan sekadar pulihnya memori dalam otak manusia. Mengingat berarti upaya menghadirkan kembali pengalaman, pemahaman, dan kesadaran terhadap pesan Yesus. Para murid harus kembali mengalami Yesus agar mereka percaya bahwa Ia benar-benar bangkit.
Pada hari Minggu pagi, para murid datang ke kubur Yesus dengan membawa rempah-rempah untuk mengurapi mayat Yesus. Namun mereka mendapati bahwa batu penutup kubur sudah terguling, dan setelah masuk ke dalam kubur, mayat Yesus tidak ada. Mereka termangu-mangu dan takut karena hal itu. Para murid itu lupa pada perkataan Yesus tentang kebangkitan-Nya. Perkataan Yesus yang pernah mereka dengar sempat terkubur oleh kesedihan dan kehilangan karena kematian Yesus. Malaikat yang menjumpai para murid berkata pada mereka, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan bangkit pada hari ketiga”. Perkataan itu menegaskan kepada para murid akan perkataan Yesus sebelum Ia disalibkan dan mati. Perkataan itu pula yang membuat mereka mengingat, percaya pada janji-Nya, dan bersaksi tentang kebangkitan Yesus.
Kebangkitan Yesus merupakan fakta. Catatan peristiwa kebangkitan yang ditulis dalam Injil lebih dari sekadar tulisan historis. Di balik catatan akan peristiwa kebangkitan itu termaktub pesan yang mendalam dan memiliki daya besar yang mengubah dunia. Kebangkitan Yesus mengubah kehidupan para murid yang mengingat, percaya, dan menjadi saksi kebangkitan-Nya. Mereka diubah menjadi pribadi-pribadi yang tangguh di tengah dunia yang penuh dengan tantangan. Itulah Paskah! Paskah ini mengajak kita mengingat “Galilea” kita saat ini. Di sanalah perjumpaan dengan Yesus yang bangkit akan terjadi. “Galilea” adalah dunia yang kita huni. Tuhan Yesus yang bangkit meneguhkan, membaharui, memberikan keselamatan, dan pengharapan bagi semua. Pengalaman bersama Yesus yang membuat orang percaya akan menggerakkan orang untuk bersaksi dengan gembira. Kesaksian yang dilakukan dengan kegembiraan akan membaharui dunia. Selamat Paskah!