AJARKU MENGENAL-MU

Yeremia 1:4- 10 | Mazmur  71:1- 6 | Lukas 4: 21- 30

Dengan judul dalam renungan ini kita diingatkan agar memiliki  kerinduan untuk mau mengenal Tuhan lebih dalam secara pribadi. Kerinduan untuk dapat lebih mengenal pribadi Tuhan harus semakin bertumbuh dalam diri setiap orang percaya. Banyak diantara kita sudah bertahun-tahun ikut Tuhan. Namun ketika ada yang bertanya, sampai sejauh mana pengenalannya akan Allah, malahan sulit untuk memberi jawab akan hal itu. Tidak kita sadari meskipun pengenalan manusia akan Allah tidak sempurna, namun bagi kita orang percaya, kita memiliki jaminan bahwa Allah didalam kasihNya sangat mengenal kita.

Membaca firman Tuhan dari  Yeremia 1: 4- 10 kita belajar tentang banyak hal. Tuhan sangat mengenal Yeremia, bahkan lebih dari Yeremia mengenal dirinya sendiri. Tuhan memandang Yeremia sangat layak untuk menjadi nabiNya (ayat 5). Namun sebaliknya Yeremia merasa sangat tidak layak (ayat 6). Hal ini menunjukkan kerendahan hati Yeremia ketika menerima panggilan dari Tuhan. Tuhan yang jauh mengenal Yeremia, menguatkannya dengan mendorong untuk melakukan yang Tuhan perintahkan (ayat 7). Tuhan pasti akan melepaskan dari para musuhnya dan menyertainya (ayat 8). Tuhan melengkapinya dalam tugas pelayanannya dengan diberi kemampuan berbicara (ayat 9) dan di ayat 10 Tuhan mengangkatnya atas segala bangsa karena Tuhan berkuasa untuk segalanya.

Mencermati firman Tuhan dari injil Lukas 4: 21-30, tadinya orang-orang Yahudi mengamini firman yang dibaca Tuhan Yesus. Namun mereka sulit menerima kenyataan bahwa Allah memberikan berkat-berkatNya juga kepada orang bukan Yahudi. Yang mereka tahu Allah hanya mengasihi mereka sebagai bangsa pilihan, padahal Allah juga mengasihi segala bangsa. Melihat peristiwa tersebut memberikan gambaran dan pelajaran bagi kita bahwa mereka belum mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, terlebih melalui Tuhan Yesus Sang Mesias yang hadir untuk menyatakan Kerajaan Allah.

Lain halnya dengan firman Tuhan dari Mazmur 71: 1-6. Ketika pemazmur menghadapi ancaman musuh yang ia sebut orang fasik, lalim, dan kejam, mereka ini dengan sengaja hendak mendatangkan kecelakaan bagi sang pemazmur. Pemazmur berdoa kepada Allah dan memiliki hubungan yang kuat dengan Allah. Ia mempercayakan dirinya kepada Allah karena pemazmur mengenal Allah dengan baik. Bahkan ia meyakini bahwa sejak didalam kandungan ibunya, Allah telah menentukan diirnya untuk memiliki harapan yang baik di masa depan dan Allah adalah penopang nya.

Bagaimana dengan kita orang percaya? Jangan lekas berbangga diri dulu dengan mengatakan bahwa kita sudah mengenal Allah. Dalam kekurangan kita, bisa jadi kita telah berkali-kali tidak menuruti perintah perintahNya karena kurangnya pengenalan kita kepada Allah. Maka perlu senantiasa berupaya membangun hubungan dan persekutuan yang karib dengan Allah dengan semakin tekun membaca firmanNya, memuliakan Dia, dan hidup dalam persekutuan bersama dengan sesama. Sediakan waktu untuk membaca, mempelajari, merenungkan, dan terlebih lagi melakukan firmanNya. Terakhir ada ungkapan: Membaca untuk mengerti, mengerti untuk melakukannya. Tuhan memberkati. Amin.