MENJADI GEMBALA YANG SIAP MENDAMPINGI

Kisah Para Rasul 9:36–43 | Mazmur 23 | Yohanes 10:22–30

Sekawanan domba sedang makan rumput di stepa yang luas dekat dengan sungai yang mengalir. Mereka dijaga, dilindungi, dirawat, dipelihara dan dipandu oleh gembala. Secara rutin gembala itu akan mencukur bulu domba yang terlalu lebat agar domba tidak terbeban bulunya sendiri yang terlalu lebat dan tidak kepanasan. Bulu tersebut kemudian dapat dimanfaatkan oleh gembala untuk berbagai keperluan. Gembala menjadi gambaran relasi umat dengan Tuhan Allah. Sebagai suatu gambaran, makna paling penting dari gembala adalah kehadirannya menjaga, melindungi, merawat, memandu, dan memelihara domba-dombanya. Itulah yang menjadi penghayatan Daud dalam Mazmur 23. Segala pengalaman hidupnya, adalah karena campur tangan Sang Gembala yakni Tuhan Allah.

Penggembalaan Tuhan Allah senantiasa dinyatakan bagi umat-Nya. Tuhan Yesus menyatakan kehadiran dan karya-Nya kepada umat manusia, namun mereka menolak-Nya. Seyogyanya domba-domba akan mengikuti Sang Gembala dengan mengenal, mendengar, dan mengikuti-Nya. Umat Tuhan adalah para domba yang dipelihara dalam tangan-Nya. Namun perlu diingat juga bahwa kita sebagai umat dan domba milik Tuhan, tidak hidup pasif sebagai domba yang hanya menunggu Gembalanya saja. Tuhan Yesus mengutus para murid, domba milik-Nya, untuk mengabarkan Injil dan menjadi pendamping bagi sesama di dalam kasih.

Jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul menunjukkan kepada kita relasi yang saling menjaga, mendampingi, dan memelihara dalam kasih, persekutuan, dan persaudaraan. Seorang perempuan bernama Tabita alias Dorkas, meninggal dunia. Kepergiannya membawa duka bagi banyak orang karena kebaikannya semasa hidup. Murid-murid Tuhan di Yope menghubungi dan mengundang Petrus yang sedang berada di Lida. Petrus datang, menjenguk Tabita, berdoa, dan berkata “Tabita, bangkitlah!” Tabita bangun lalu duduk, dibantu berdiri oleh Petrus dan berjumpa dengan banyak orang yang mengasihinya. Peristiwa itu tersiar di Yope dan semakin banyak orang percaya kepada Tuhan. Di Yope, Petrus tinggal di tempat Simon seorang penyamak kulit.

Kita menyaksikan melalui kesaksian penulis Lukas dalam Kisah Para Rasul betapa para murid saling memperhatikan, mengasihi, mendukung, mendoakan, dan menjaga sesamanya. Kehidupan mereka diberkati Tuhan, sehingga menjadi berkat dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Sebagaimana panggilan Tuhan Yesus kepada Petrus, “Gembalakanlah domba-dombaKu,” setiap murid-Nya dipanggil untuk saling menjaga, mendampingi, merawat, mendukung, memperhatikan, dan mengasihi sesama sebagaimana Tuhan Yesus Kristus Sang Gembala sejati mengasihi dan memberikan hidup-Nya bagi kita domba-domba-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.