Karya Kasih ALLAH

Efesus 1: 3 – 14 | Yohanes 1: 14

Selamat tahun baru 2025. Tahun yang baru menjadi salah satu momen yang menarik untuk semakin menghayati pengalaman iman kita. Banyak hal berkesan telah terjadi. Hal-hal itu kita lihat dengan sudut pandang iman bahwa Allah senantiasa terlibat dengan karya kasih-Nya. Terkadang yang menjadi persoalan bukanlah, “Apakah kita percaya akan adanya karya kasih Allah?” Pertanyaan kita ialah lebih pada tentang, “Apakah kita dapat senantiasa melihat dan merasakan dalam setiap peristiwa hidup kita ada karya kasih Allah di dalamnya?” Justru tantangan terbesar bukanlah dari sisi ada-tidaknya persoalan hidup, tetapi bisa jadi ada pada dinamika hidup yang begitu beragam. Begitu banyak dan berbagai macam hal juga termasuk persoalan hidup, dapat menggoda setiap orang untuk mengabaikan atau bahkan menyangkali karya kasih Allah dalam hidupnya. Oleh karena itu memasuki tahun yang baru ini, kita diajak untuk belajar beriman dengan setia dengan meyakini karya kasih Allah ada di dalam setiap peristiwa hidup kita.

Hal pertama yang mendasarinya adalah bahwa karya kasih Allah itu sangat besar dan kekal. Karya keselamatan-Nya dinyatakan dalam Tuhan Yesus Kristus sekali untuk selamanya. Yang kedua ialah penyertaan-Nya pun kekal. Yang Mahakuasa bersedia tinggal beserta manusia, hadir menjadi manusia, mengalami pengalaman manusia dalam solidaritas-Nya, dan menandai penyertaan-Nya yang kekal dalam kehadiran Roh Kudus. Penyertaan-Nya adalah tuntunan, karena Tuhan Yesus adalah “Firman yang telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Tuntunan itu senantiasa ada bersama kita. Tugas kita adalah taat akan tuntunan-Nya. Hal yang ketiga ialah bahwa lebih dari segala macam pergumulan dan persoalan yang ada dalam hidup manusia, karya kasih Allah jauh lebih banyak dan beragam dari segala macam pergumulan dan persoalan manusia. Karena itulah bagi Allah, tidak ada yang mustahil. Keterbatasan manusia tidak membatasi besarnya karya kasih Allah bagi umat-Nya yang percaya. Tahun yang baru ini tidak sekadar menjadi suatu kesempatan membangun resolusi tahun baru atau meneruskan mimpi dan harapan tertunda di tahun-tahun yang lalu. Tahun yang baru ini menjadi momen yang meneguhkan kita menjalani setiap dinamika hidup dengan setia. Kesetiaan kita kepada Allah adalah kesediaan kita untuk belajar menghayati karya kasih-Nya yang sangat kaya di dalam berbagai dinamika pergumulan dan persoalan hidup kita. Menghayati karya kasih-Nya di dalam setiap langkah hidup kita, membutuhkan kerendahan hati, kepasrahan diri, dan keteguhan iman untuk setia dan belajar dari-Nya. Mari kita merenungkan: Apa saja peristiwa berkesan yang kita alami sebagai bukti nyata kasih Allah bagi kita? Bagaimana cara kita untuk belajar dan menghayati bahwa karya kasih Allah selalu ada dalam setiap peristiwa hidup kita? Teruslah menghayati dan mengalami karya kasih Allah dalam hidup anugerah-Nya ini. Tuhan memberkati. Amin.