BAPTISAN YESUS SEBAGAI SOLIDARITAS ALLAH
Kisah Para Rasul 8:14-17 | Lukas 3:15-17, 21-22
Hari ini kita merenungkan tentang baptisan Yesus yang mengungkapkan solidaritas Allah dengan manusia. Dalam Lukas 3:21-22 kita membaca bahwa Yesus meskipun tanpa dosa, datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis. Ini adalah tindakan yang sangat mendalam, karena melalui baptisan-Nya, Yesus menunjukkan kesediaan-Nya untuk sepenuhnya memasuki kondisi manusia bahkan memikul kelemahan dan pergumulan manusia.
Dalam Kisah Para Rasul 8:14-17, kita juga melihat bahwa baptisan itu menjadi tanda penyertaan Allah melalui Roh Kudus. Petrus dan Yohanes datang untuk berdoa bagi orang Samaria yang telah dibaptis agar mereka menerima Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa baptisan bukan hanya tindakan simbolis, tetapi juga penyataan kehadiran Allah yang nyata di tengah umat-Nya.
Baptisan Yesus adalah simbol solidaritas Allah. Dengan menerima baptisan, Yesus mengidentifikasi diri-Nya dengan orang berdosa, meskipun Ia tidak memiliki dosa. Solidaritas ini adalah wujud kasih Allah yang luar biasa. Allah tidak menjauhkan diri-Nya dari pergumulan manusia, tetapi justru hadir di tengah-tengah kita untuk menyelamatkan dan membarui. Kita dipanggil untuk meneladani solidaritas ini, untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Allah, hadir di tengah-tengah mereka yang membutuhkan, menghibur yang berduka, dan memperjuangkan keadilan bagi yang tertindas.
Melalui baptisan, kita menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah. Seperti dalam Lukas 3:22, kita pun dipanggil untuk hidup sesuai dengan identitas itu. Namun, identitas ini juga membawa tanggung jawab. Solidaritas kita diwujudkan melalui tindakan nyata, seperti membangun hubungan yang harmonis dan membantu mereka yang lemah. Baptisan Yesus adalah peristiwa yang mengingatkan kita akan kasih Allah yang penuh solidaritas. Baptisan ini tidak hanya berbicara tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang panggilan untuk hidup sebagai wakil Allah di dunia ini. Mari kita wujudkan solidaritas Allah melalui hidup kita yang penuh kasih, baik dalam gereja maupun masyarakat. Amin.