MEMBIASAKAN HIDUP YANG ADIL & BENAR
Bacaan: Yesaya 5 : 1–5
Sebagai makhluk sosial, kita, manusia, tentu mengharapkan untuk menjalani kehidupan yang aman, damai, harmonis dan bersinergi dengan manusia lain. Berlaku adil adalah salah satu hal yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, agar harapan itu terjadi.
Berlaku adil dimaknai sebagai suatu sikap yang jujur, bertindak obyektif berdasarkan kebenaran umum, sesuai dengan aturan/hukum yang berlaku, tidak memihak pihak tertentu atau menerapkan standar ganda. Sebagai contoh, dalam kedudukan kita untuk memutuskan suatu perkara yang berkaitan dengan kepentingan orang lain, pada suatu komunitas yang memiliki aturan, maka dasar obyektif yang dipakai adalah aturan formal yang ada, yang diterapkan secara obyektif, bukan atas dasar pertimbangan lainnya, dengan menanggung segala risikonya, tidak seperti Pontius Pilatus, yang meskipun tidak menemukan kesalahan Tuhan Yesus, memilih untuk menghindari konflik dan menyerahkan keputusan kepada kemauan khalayak.
Berlaku adil juga membutuhkan perilaku yang benar. Dalam kehidupan bermasyarakat, dalam memperjuangkan hak atau keinginan, maka sikap normatif yang dilakukan tidak hanya bertumpu pada ketentuan yang ada, atau mencari celah hukum, namun juga harus mempertimbangkan etika. Apakah tindakan yang akan kita lakukan secara etika dapat dibenarkan, dengan antara lain mempertimbangkan risiko terjadinya hal yang menjadikan banyak pihak menjadi tidak nyaman jika kita memaksakan untuk menggunakan hak kita tersebut dan apakah kita pantas untuk memperolehnya, dengan mengabaikan timbulnya kesan kurang baik bagi sebagian orang dalam komunitas?
Kiranya kita, sebagai pohon anggur yang telah mendapatkan karunia pemeliharaan yang sempurna dari Tuhan, tidak bertumbuh menjadi pohon anggur yang berbuah masam, buah yang tidak layak dikonsumsi dan mengecewakan Sang Pemilik Kebun, tetapi menjadi pohon anggur yang tidak hanya subur, tetapi menghasilkan buah yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita, dengan senantiasa berlaku adil dan benar. Tuhan Yesus memberkati.