DENGARKANLAH DIA

bacaan: Matius 17: 1 – 9

 

Mendengar, suatu aktivitas manusia yang terkesan mudah dan sepele tetapi tidak demikian adanya. Mendengar sejatinya tidak sekadar bermakna suara yang masuk ke telinga sebagai indera pendengar, namun berkaitan dengan keberadaan manusia yang mau menerima dan mewujudkan panggilan hidup menurut anugerah dan kemurahan Allah. Itulah yang menjadi firman Allah kepada para murid yang bersama Yesus di atas gunung (beberapa ahli Alkitab menduga itu adalah gunung Hermon), “Inilah AnakKu yang terkasih, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”

Petrus yang ingin mendirikan kemah bagi Sang Guru, Musa, dan Elia menunjukkan keinginan betah berada di tempat yang indah dengan segala kemuliaan dan kesegaran hidup yang dirasakan saat itu. Para murid tentu bersemangat dengan situasi saat itu. Namun itu bukanlah tujuan Tuhan Yesus. Pertama, tujuanNya yang harus didengarkan para murid adalah bahwa Anak Manusia harus ditolak, menderita, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Waktu itu para murid sulit menerima hal-hal tersebut karena telah memiliki pemahaman berbeda tentang Mesias dari yang digariskan oleh Sang Guru. Penglihatan ini pun kemudian diungkap tiga murid tersebut setelah kebangkitanNya sesuai perintah Sang Guru (ayat 9).

Kedua, mendengarkan Tuhan Yesus Kristus juga bermakna sungguh dan taat mewujudkan kehendakNya. Hidup yang mewujudkan kehendak T=uhan adalah puncak spiritualitas setiap orang percaya. Spiritualitas itu bukan hanya di saat-saat nyaman seperti di atas gunung transfigurasi dengan segala kemuliaanNya, namun juga di saat-saat terberat hingga berhadapan dengan maut. Kekuatan kuasaNya sudah jelas dan nyata. Ketaatan kita kepadaNya dimulai dari mendengar Tuhan sebagai wujud spiritualitas kita sehari-hari.

Terkadang kita masih kesulitan memahami kehendak Tuhan. Namun justru dalam kesulitan itulah kita berkesempatan untuk berserah dan taat pada kehendakNya. Juga terus belajar mendengarkan Tuhan Yesus di tengah kebisingan dunia modern yang canggih dan serba cepat ini. Itulah spiritualitas atau hidup rohani kita yang sesungguhnya: Mendengarkan Tuhan. Tuhan memberkati. Amin.