Berpengharapan sambil Berjaga-jaga dengan Setia

Bacaan: Matius 25 : 1 – 13

Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang 10 gadis yang menanti mempelai laki-laki. Perumpamaan ini menekankan bahwa semua orang percaya harus senantiasa memperhatikan keadaan rohaninya sendiri. Kita harus mengingat bahwa Kristus datang pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Kita harus bertekun dalam iman pada Kristus supaya bila waktunya tiba kita bisa masuk dalam perjamuan kawin, yakni sukacita abadi dalam kerajaan sorga. Tugas utama kita adalah menyambut mempelai pria, Tuhan Yesus Kristus, dengan pelita yang menyala. Agar pelita ini menyala, minyak itu yang kita persiapkan masing-masing oleh diri kita. Minyak itu bisa berarti iman dan keyakinan yang teguh yang sudah kita persiapkan sejak lama oleh karena Tuhan Yesus sudah memanggil kita untuk menjadi murid-murid-Nya.

Minyak untuk pelita itu tidak mudah diperoleh di saat-saat terakhir penantian (sebelum mempelai datang) dan tidak dapat meminjam atau meminta kepada siapapun. Di titik inilah tanggung jawab dan persiapan setiap orang menjadi penting, sebab dengan senantiasa bersiap, ketika waktunya yang tidak diketahui itu sudah tiba maka akhirnya kita akan layak untuk mengikuti mempelai ke dalam perjamuan. Pengetahuan sudah kita peroleh bahwa waktu-Nya tidak kita ketahui dan bahwa kita harus bersiap. Penilaian akhirnya ialah bahwa senantiasa bersiap sedia adalah suatu tindakan dan sikap yang bijaksana.

Tuhan Yesus mengakhiri perumpamaan ini dengan peringatan agar kita berharap, berjaga-jaga, dan mawas diri. Bersikap bijaksana merupakan salah satu unsur penting dalam mawas diri. Sikap bijaksana membutuhkan kecermatan dalam berpikir dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan terjadi. Tanpa kewaspadaan diri akan membahayakan diri sendiri. Memang kita tidak tahu persis yang akan terjadi kelak. Namun Tuhan Yesus tahu dan berkuasa atas masa depan kita. Sebab itu, orang yang bijaksana akan mempercayakan hidupnya pada pimpinan dan pemeliharaan Tuhan Yesus. Disisi lain, kita tahu bahwa Tuhan Yesus akan menuntut pertanggung jawaban atas segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia.

Sudahkah kita mengerjakan semuanya dengan baik, cermat, dan penuh kesungguhan? Lalu untuk apa dan untuk siapa semuanya ini kita lakukan? Dengan mengetahui jelas jawabannya, maka kita bisa mempertanggung jawabkan hidup kita dihadapan Tuhan Yesus. Yang perlu kita sadari dalam hidup ini adalah (1) berpengharapan hanya pada Tuhan, (2) mawas diri, dan (3) perlu mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua seperti di dalam Wahyu 14: 13. Karena itu berharaplah pada Tuhan dan berjaga-jagalah dengan setia, sebab kamu tidak tahu hari maupun akan saatnya. Amin.

%d blogger menyukai ini: