Merendahkan Diri, Tuhan Memberkati

Waosan: Matius 23 : 1-12

Manusia yang dalam Bahasa Jawa disebut Menungsa yang diidentikkan (jarwo dhosok) sebagai “menus-menus tur mesoso” yang artinya “berwujud (kelihatan) dan serakah“. Alasan sebutan itu ialah masih adanya orang-orang yang mempunyai harta melimpah dan kekuasaan namun menyakiti keluarga, saudara, dan teman sendiri karena lupa diri akibat harta dan kekuasaannya itu, bahkan sampai melakukan tindakan-tindakan diluar kemanusiaan. Televisi dan media daring turut menampilkan orang-orang yang memamerkan kekayaannya yang tanpa disadari menimbulkan kecemburuan sosial dan motivasi tidak baik bagi masyarakat.

Keadaaan seperti itu sudah terjadi pada masa pelayanan Tuhan Yesus. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat merupakan kelompok elit yang terpandang saat itu. Namun mereka memiliki banyak sekali kekurangan dalam kedudukannya sebagai kelompok atas dalam masyarakat Yahudi. Mereka mengajarkan banyak kewajiban agama bahkan sampai membebani umat, tetapi tidak melakukan yang mereka ajarkan. Tuhan Yesus berkata kepada para murid dan orang banyak untuk tidak mengikuti perbuatan mereka, tetapi cukup mengikuti ajaran mereka saja. Sikap kelompok itu disebut “jarkoni“ (bisa ujar ora bisa nglakoni).

Rupanya motivasi orang-orang Farisi dan ahli Taurat ialah ingin mendapatkan perhatian dan pujian dari orang-orang. Sebagai peringatan kepada para murid dan orang banyak, Tuhan Yesus mengajarkan tentang kepemimpinan yang melayani, bukan kepemimpinan yang menindas atau menguasai pihak lain (ayat 11-12). Tuhan Yesus mengarahkan kita semua kepada-Nya, Tuhan dan Juruselamat sebagai Bapa, Guru (Rabbi), dan Mesias. Menghadap kepada-Nya kita harus memiliki kerendahan diri, dan berserah kepada kuasa, kasih, dan pemeliharaan-Nya.

Marilah kita hidup tidak dengan mengikuti motivasi dan keinginan untuk tampil lebih, berkuasa, atau mencari hormat di depan orang lain. Merendahkan diri bukan rendah diri yang berarti minder atau merasa dirinya kurang, tetapi dengan sengaja menempatkan diri apa adanya dalam rangka menyambut kasih dan kuasa Tuhan dalam hidup manusia. Dengan merendahkan diri, kita lebih baik dalam melayani sesama dan berkat Tuhan mengalir dalam hidup kita. Amin.

%d blogger menyukai ini: