Aku Percaya Maka Aku Bersaksi

Bacaan : Kisah Para Rasul 2:14a, 22-32 | Mazmur 16 | I Petrus 1:3-9 | Yohanes 20:29-31

 

Menurut KBBI “percaya” adalah meyakini dan mengakui suatu hal benar dan nyata; “bersaksi” adalah menyatakan atau mengakui hal tersebut dengan sesungguhnya. Hal-hal ini tentulah bukan sesuatu yang instan atau langsung jadi, melainkan hasil dari proses yang cukup lama dan panjang berkaitan dengan penghayatan atas kepercayaan dimaksud. Dari bacaan-bacaan minggu ini, kita dapat melihat beberapa hal berkaitan dengan pemahaman bagaimana orang percaya akan bersaksi:

 

  1. Kisah Para Rasul 2: 14a, 22-32

Petrus dan 11 rasul lainnya menyatakan kepada orang-orang Yahudi dan kepada orang-orang yang tinggal di Yerusalem tentang Yesus dari Nazaret yang ditentukan, disertai, dan dibangkitkan oleh Allah. Kepada-Nya para murid menyatakan percaya dan menjadi saksi.

  1. Mazmur 16

Pemazmur menyatakan bahwa dengan berlindung dan percaya kepada Tuhan Allah, hidup orang percaya dijaga-Nya, bersukacita, dan tentram.

  1. I Petrus 1: 3-9

Orang percaya tidak mengalami langsung keberadaan historis bersama Yesus, namun percaya kepada-Nya karena kasih kita kepada-Nya. Orang percaya dibenarkan karena iman kepada Kristus, sehingga layak menerima kuasa dan karya keselamatan yang digenapi-Nya. Meskipun banyak pencobaan, namun orang-orang percaya berpegang pada pengharapan kepada-Nya.

  1. Yohanes 20: 29-31

Kepada orang percaya disampaikan bahwa meskipun mereka tidak pernah berjumpa secara langsung dengan Yesus secara fisik tetapi percaya kepada-Nya memberikan kebahagiaan. Oleh iman inilah orang percaya memperoleh hidup dalam nama Yesus.

 

Beriman adalah syarat utama dalam bersaksi. Bersaksi dilakukan dengan menyatakan Kristus yang bangkit dan hidup, sehingga kuasa-Nya memampukan manusia untuk berpengharapan dan menerima hidup dan keselamatan yang digenapi-Nya. Bersaksi dilakukan seperti para murid secara lisan, dan bisa dilakukan dengan perbuatan, prinsip/nilai hidup sesuai kehendak Kristus, dan dengan seluruh keberadaan diri kita sebagai orang percaya.

%d blogger menyukai ini: