Merayakan Pengampunan Illahi dalam Persekutuan
Bacaan : Lukas 15 : 1–10
Sejak awal penciptaan, Tuhan telah memperkenalkan demokrasi atau kebebasan kepada manusia, Kebebasan ini memampukan manusia untuk memilih dan memaknai hidup, yang dapat mendatangkan kebahagiaan atau kehancuran. Meskipun diberikan kebebasan, Allah menawarkan keselamatan kepada kita, karena manusia cenderung mencari kenikmatan untuk dirinya sehingga menjauhkan diri dari Allah dan acuh tah acuh terhadap sesama. Inisiatif kasih selalu datang dari Allah, Ia mencari kita dan membawa kita untuk diselamatkan kembali.
Memaafkan dan melupakan itulah inti dari pemulihan dalam sebuah relasi yang pernah ada luka. Memang tidak mudah, tetapi Firman Tuhan ini membantu kita untuk terus berupaya membangun relasi yang penuh kasih antara Tuhan dan sesama. Dari bacaan Lukas 15 : 1–10 kita belajar dari Tuhan Yesus yang menerima orang berdosa untuk bisa mengalami karya pengampunan Illahi yang memulihkan hidup. Melalui perumpamaan domba yang hilang dan dirham yang hilang ini, Yesus hendak menjawab sungut-sungut atau protes dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bahwa Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama mereka (ayat 1 dan 2). Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap diri sebagai orang-orang yang paling suci, paling benar dan paling religius. Yesus nampaknya sengaja memakai orang-orang yang dipandang hina oleh para pemimpin agama, seperti gembala-gembala domba, perempuan-perempuan.
Jadi dalam dua perumpamaan ini Yesus menunjukkan tujuan dan sifat Allah yang mencari dan menyelamatkan serta memulihkan manusia yang telah jatuh dan berdosa untuk kembali bersekutu dengan Allah sendiri. Allah tidak berkenan dengan kematian dan kebinasaan orang berdosa. Allah lebih senang kalau orang berdosa itu kembali bertobat dan bersukacita dengan memberikan anugerah penghiburan. Jawaban pertama Yesus ditunjukkan melalui tindakan penerimaan-Nya terhadap orang yang dianggap berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Layaknya seorang gembala menemukan seekor dombanya yang hilang setelah pencarian yang lama, menggendongnya pulang dan bersukacita dengan semua sahabat-sahabatnya. Jawaban kedua Yesus ditunjukkan dari gambaran seorang perempuan yang menemukan satu koin dirham yang hilang dan bersukacita dengan sahabat-sahabatnya. Maksud utama dari keseluruhan perumpamaan ini hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah kasih dari Allah yang turun ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan manusia yang hilang dan berdosa.
Melalui semangat untuk merayakan pengampunan illahi dalam persekutuan, marilah kita hidup bersama sebagai keluarga Allah yang didalamnya ada kasih, persekutuan yang saling menerima, pertobatan, dan penerimaan yang utuh, serta menyebarkan kedamaian di dunia ini. Bagaimana aplikasinya dalam keluarga kita? mampukah kita mewujudkan hal pengampunan itu?