Tunjukkanlah Integritas, Bersikaplah Rendah Hati
Bacaan : Amsal 25: 6-7, Lukas 14: 1, 7-14
Kaum Farisi dan Ahli Taurat dikenal sebagai pemuka agama yang sangat memahami hukum Taurat, seperti yang diketahui oleh semua orang bahwa mereka hanya menghafalkan dan memahami, namun sayangnya mereka tidak bertindak alias tidak melakukannya didalam kehidupan sehari-hari mereka. Peraturan yang mereka buat hanya membebani banyak orang. Dan kesalehan lahiriah yang mereka tampilkan, ditujukan untuk memperoleh pujian, penghormatan dan perlakuan istimewa dari orang sekitarnya.
Tuhan Yesus mengecam cara hidup mereka yang penuh dengan kemunafikan, karena sikap ini hanya membuat hidup kita penuh dengan kepura-puraan dan kepalsuan. Semua yang dilakukan selalu berselubungkan motivasi tersembunyi, semata-mata demi kepentingan dan ambisi pribadi, dan kita diminta untuk tidak menirunya. Kita dituntut untuk menghidupi dan mewujudkan iman kita kedalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas perkatan saja. Untuk itu kita harus memiliki integritas dan komitmen yang tinggi, agar dapat terus menerus setia dalam menyelaraskan pikiran, perkataan dan tindakan kita dengan kehendak-Nya.
Tuhan Yesus juga memperingatkan kita, jangan pernah merasa layak untuk mendapatkan tempat kehormatan atau memburu penghargaan demi gengsi, harga diri atau untuk menaikan status social. Bisa saja itu jadi terbalik mempermalukan diri kita sendiri, terlebih bila kita berhadapan dengan orang yang memang benar-benar pantas mendapatkannya. Kalau memang layak untuk memperoleh penghargaan, kita pasti akan mendapatkannya. Maka dalam hal ini, perlu ada sikap rendah hati. Rendah hati bukan karena kurang penghargaan terhadap diri sendiri, tetapi justru Karena tahu bagaimana harus menempatkan diri. Kerendahan hati merupakan cerminan dan sikap dewasa, orang yang memiliki sikap rendah hati tidaklah merasa sombong dan angkuh dengan kelebihan yang dimilikinya, justru ia cukup cerdas untuk menutupi kelebihannya dan mengakui kekurangannya. Orang dengan sikap rendah hati biasanya pandai memposisikan dirinya dan akan lebih menghargai orang lain, ia tahu bahwa manusia tidak ada yang sempurna, namun rendah hati juga tercermin dari sikap atau pembawaannya yang percaya diri.
Tuhan melihat hati, bukan penampilan lahiriah belaka. Mari belajar menjadi pribadi yang berintegritas, konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Tumbuhkan juga semangat kerendahan hati, dengan demikian, kita mampu melayani Tuhan dan sesama dengan tulus dan sukacita.
Renungan: apakah selama ini kita melayani dengan berlandaskan motivasi yang baik dan benar, yaitu melayani dengan tulus, rendah hati dan penuh kasih ?
Amin. Tuhan Memberkati.