Menghidupi Kasih

Matius 22 : 34-46,   

 

Didalam 1 Tesalonika 2:1-8 bercerita tentang bagaimana kasih Allah terhadap jemaat di Tesalonika melalui Rasul Paulus dalam memberitakan kabar sukacita. Hal ini menunjukkan bahawa kekristenan dan kasih tak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan. Tidak ada kekristenan tanpa kasih, bahkan menjadi bagian kehidupan orang Kristen. Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, sia-sialah kekristenannya.

Mengapa kasih sangat penting bagi kita sebagai orang percaya? Karena kasih itu adalah suatu perintah yang harus kita taati, bukan suatu himbauan atau sekedar saran. Tuhan Yesus menegaskan, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” (ayat 37, 38). Kata kasihilah menunjuk pada suatu perintah. Karena ini suatu perintah, maka harus ditaati. Melanggarnya sama dengan memberontak dan berbuat dosa.

Mengapa Yesus mengajar/memerintahkan untuk mengasihi Allah dengan seluruh kehidupannya? Karena hidup manusia adalah pemberian Allah, dan lagi terutama orang Kristen, bahwa hidupnya telah ditebus oleh Allah melalui karya Yesus Kristus. Jadi hidup orang Kristen adalah hidup oleh karena kasih Allah dalam Kristus. Tanpa Kristus manusia/orang Kristen akan binasa.

Tema Bulan Keluarga tahun ini “Menghidupi Kasih”, mengingatkan dan mengajak kepada keluarga/orang Kristen untuk senantiasa hidup dalam kasih, yaitu dengan sadar bahwa dirinya hidup karena kasih dan harus hidup dalam kasih. Dengan demikian kasih Allah itu nyata dapat dilihat dan dirasakan dalam diri orang Kristen.

Tuhan memberkati.