Jika Engkau Anak Allah
Bacaan : Matius 4 : 1-11
Sebuah ungkapan mengatakan “semakin tinggi pohon, semakin besar goncangan angin menerpanya, semakin tinggi kedudukan dan wewenang seseorang semakin besar pula godaan di sekitarnya.
Demikian hal ini terjadi dan dialami oleh Yesus.
Menunjuk pada proklamasi saat pembaptisan Yesus, suara dari surga mengatakan “Inilah AnakKu yang kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Yesus memperoleh mandat untuk melakoni maksud Ilahi dalam jabatan Anak Allah.
Gelar “Anak Allah” menyatakan bahwa Ia adalah orang kesayangan Allah, yang berasal dari Allah, serta diutus untuk melakukan maksud BapaNya.
Bacaan kali ini (Matius 4:1-11) menceritakan bagaimana Iblis menantang Yesus untuk membuktikan keajaiban gelar “Anak Allah” yang disandangNya. Peristiwa tersebut dikenal sebagai pencobaan di padang gurun.
Ada 3 pencobaan yang dialami Yesus, yakni batu menjadi roti, kemudian terjun dari bubungan bait Allah sebagai godaan untuk menunjukkan sikap sombong dan popularisme.
Yang menarik adalah ungkapan Iblis setiap memulai pencobaan: “jika Engkau Anak Allah…..” Dan cobaan yang ke 3 lebih ekstrim lagi yakni menyembah Iblis.
Puji Tuhan, Yesus tetap bertahan dan mampu melewati pencobaan itu dengan sempurna.
Firman Tuhan pada ayat 10 mengatakan “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis, engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.
Melalui firman ini kita diajak untuk waspada terhadap godaan memanfaatkan wewenang serta menyalah gunakan fasilitas demi meraup keuntungan pribadi berupa kemewahan harta, popularitas dan kekuasaan duniawi.
Minggu prapaskah merupakan saat yang baik bagi kita untuk merenungkan diri dalam pertobatan sejati, terlebih tatkala kita diperhadapkan dengan iblis yang senantiasa mengiangkan gema jebakan di hati kita….. jika engkau….
Tuhan memberkati. Amin.