Menjadi Persekutuan Yang Berhikmat

2 Tesalonika 3 : 6-13

Gereja merupakan kehidupan bersama atau persekutuan dari orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk suatu tugas di tengah dunia ini. Melaksanakan tugas panggilan ini tidaklah mudah karena harus berhadapan dengan banyak tantangan. Oleh karena itu Gereja harus berhikmat untuk menjalani kehidupan ini. Hati/perasaan, akal, pikiran dan tenaga perlu digunakan dengan sebaik-baiknya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan  …hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Matius 10:16).

Sebagai kehidupan yang dipilih dan diutus oleh Allah, maka Gereja perlu memusatkan hidupnya terarah kepada Allah, dan Allah saja yang menjadi sumber pengharapannya. Oleh karena itu doa kepada Allah menjadi bagian yang sangat penting bagi Gereja. Namun demikian tidaklah cukup hanya dengan berdoa. Hati, pikiran, dan tenaga yang diberikan oleh Allah juga perlu digunakan dengan baik, supaya hati, pikiran dan tenaga itupun menjadi bagian untuk memuliakan Allah. Itulah sebabnya Gereja tidak cukup hanya berdoa tetapi juga berkarya. Pekabaran injil juga tidak cukup hanya dengan doa, tetapi dengan tindakan nyata. Berkaitan dengan ini maka Rasul Paulus menasehatkan kepada jemaat di Tesalonika supaya mereka berdoa tetapi juga berkarya/berjuang.

Gereja yang berhikmat adalah Gereja yang berdoa dan sekaligus mau dan mampu menggunakan hati, pikiran dan tenaganya untuk melaksanakan tugas panggilannya.

Melalui ini kita sebagai Gereja Tuhan diajak untuk tidak hanya berdoa atau melakukan aktifitas ceremonial saja, tetapi juga berjuang/berkarya menggunakan hati, pikiran dan tenaga untuk memberitahukan “Kabar Sukacita”.   Tuhan memberkati.