Menjadi Bangsa Yang Hidup Dalam Kebenaran
Kejadian 15 : 1-6
Ada suatu istilah yang mengatakan :
“Jika ingin mengetahui teratur atau tidaknya masyarakat dalam suatu Negara, lihatlah pada saat mereka berada di jalan raya“.
Lampu traffic light terdiri dari indikator 3 perintah:
- Lampu merah berarti berhenti.
- Lampu kuning berarti hati-hati.
- Lampu hijau berarti jalan.
Ketiga lampu ini adalah perintah yang pasti, apabila lampu menyala merah maka pertanda pengendara harus berhenti dan ini menandakan pengendara tersebut benar, demikian juga dengan lampu yang lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kepatuhan pengendara terhadap lampu lalu lintas pertanda bahwa orang itu berlaku benar. Kepatuhan terhadap tanda-tanda ditujukan bagi keselamatan pemakai jalan.
Kesimpulanya : “Ketaatan mutlak dilakukan oleh seluruh pengguna jalan raya jika ingin selamat sampai tujuan”.
Dalam bacaan Alkitab di atas, Abraham adalah seorang yang dibenarkan oleh Tuhan, mengapa Tuhan membenarkan sikap Abraham, satu jawaban yang pasti adalah “PERCAYA“.
Dalam kehidupan manusia saat ini, banyak sekali orang yang jatuh dalam hidupnya karena sudah menjauhkan diri dari kehidupan yang benar bersama Tuhan. Pada saat Abraham pesimis / tidak percaya atau ragu akan akan janji Allah karena dirinya sudah tidak mampu lagi, maka Tuhan hadir dan meneguhkan dirinya yang sudah tua, mungkin dari pandangan hidup manusia sudah tidak mungkin memiliki keturunan, dan mungkin sudah diambang keputus asaan, karena dengan tidak adanya keturunan maka selesailah generasi atau silsilah keluarga abraham. Di tengah situasi dan kondisi yang begitu tak ada kepastian kemudian datanglah firman Tuhan.
Kitab Kej 15:4, . . .melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.”
Firman Tuhan tidak berhenti sampai disitu, untuk meyakinkan Abraham Selain berfirman,Tuhan juga memberikan suatu bukti contoh dengan firman di Kitab Kej 15 : 5 Lalu TUHAN membawa Abram keluar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Kitab Kej 15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Disini kita diajak yakin seperti Abraham, karena kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah. Percaya dan ingat Tuhan pada saat kita mengalami tekanan, keterpurukan, kesusahan, jatuh dari usaha, putus cinta, harapan belum kesampaian, namun juga pada saat kita senang, sukacita, bahagia, usaha/bisnis yang berhasil.
Marilah kita semua sebagai umat keturunan Abraham sudah sepatutnya kita mewarisi iman percaya Abraham.
Kalau kita ingin Menjadi Bangsa Yang Hidup Dalam Kebenaran satu kata kuncinya adalah “PERCAYA“. Amin.