Yang Mati Menjadi Hidup: Allah Dimuliakan

Lukas 7 : 11-17

 

Mati atau hidup? Pernahkah kita mati dalam hidup ini? Kata mati bisa berarti secara harafiah (hilangnya nyawa), tetapi mati bisa juga diartikan mati secara jiwani/rohani.

Lukas 7:11-17 menulis kisah seorang janda yang mempunyai anak laki-laki tunggal, dan anak itu telah mati, namun karena kasih Tuhan anak laki-laki tersebut dihidupkan kembali dari kematiannya. Dengan kejadian tersebut membuat janda beserta orang-orang yang mengetahui peristiwa itu memuliakan Allah.

Namun apakah hanya peristiwa yang demikian yang bisa membuat orang memuliakan Allah?

Banyak orang percaya saat ini yang mengalami mati jiwani/rohani.

Seperti peristiwa menyedihkan, kecewa, sakit hati, memiliki masa lalu yang kelam, memalukan, sehingga semuanya itu mengakibatkan tidak bisa menjalani hidup memuliakan Allah. Kenapa tidak? Bukankah Tuhan penguasa segalanya, Diapun berkuasa atas kondisi suka maupun duka, senang maupun sedih, jadi tentunya Tuhan bisa dimuliakan dalam segala kondisi.

Kehidupan adalah anugerah Tuhan, maka janganlah disia-siakan. Kehidupan yang diberikan Allah ini hendaknya untuk memuliakan Allah.

Selama masih diberi hidup kita masih diberi kesempatan untuk sungguh-sungguh hidup dalam keyakinan yang membuat nama Tuhan dimuliakan.

Mau jadi seperti apakah hidup kita, kalau pernah mati (jiwani/rohani), maka sekarang bangkitlah untuk hidup, karena hanya yang hidup saja yang bisa memuliakan Allah.

Amin.