Berlomba Menjadi Hamba Yang Setia
Mazmur 91 : 9-16
Sebutan hamba bagi orang percaya biasanya diartikan sebagai hamba Tuhan, dan kata hamba Tuhan terngiang dalam pikiran kita, ia adalah seorang Pendeta, Evanjelis (Penginjil), sedangkan kita (jemaat) seringkali menamakan diri sebagai anak-anak Allah.
Hamba Tuhan bisa diartikan sebagai utusan Tuhan. Sebagai seorang hamba dalam arti yang sesungguhnya, tentu saja harus siap apapun yang dikehendaki, apapun yang diperintahkan oleh tuannya (bosnya), entah itu perintah yang ringan maupun yang berat sekalipun. Apapun yang bos perintahkan, mau tidak mau hamba itu harus siap menjalani / mengerjakannya.
Berbeda dengan seorang anak, seringkali masih membikin kesal orang tuanya. Diperintah/disuruh melakukan sesuatu masih bisa menawar, kadang dikerjakan, terkadang tidak. Sebagai seorang anak keakuannya masih kuat, masih sering mengandalkan kekuatannya sendiri dibanding mendengarkan nasehat orang tuanya.
Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang yang mungkin sudah puluhan tahun kita mengikut Tuhan? Tentu saja Tuhan menginginkan kita meningkatkan keimanan kita. Dari seorang bayi (yang hanya memerlukan susu), yang tak pernah melakukan apapun buat Tuhan maupun sesama. Tahunya hanya kebutuhan kita sendiri, mintanya dilayani terus. Atau anak yang sudah dewasa yang terkadang masih juga sering mengabaikan perintah Tuhan.
Apakah kita sudah melangkah menjadi seorang hamba? Hamba yang biasa-biasa saja, yang kalau ada bosnya baru dia mengerjakan dengan baik segala perintahnya (masih sering berpura-pura) atau hamba yang setia yang dengan sepenuh hati, dengan hati yang tulus, melakukan/mengerjakan segala perintah bosnya (Tuhan).
Tuhan kita Yesus Kristus tentu saja menghendaki setiap kita menjelang kedatanganNya ke-2 supaya menjadi hamba yang setia. Dengan cara bagaimana kita bisa menjadi hamba yang setia, hamba yang menjadi perkenan Tuhan?
Dalam ayat ini dikatakan, apabila hati kita melekat kepadaNya maka Tuhan akan :
- Meluputkan (dari bahaya celaka)
-
membentengi (dari segala yang jahat)
-
Menyertai kita (dalam setiap langkah kita)
-
Memuliakan kita (dengan panjang umur, dengan berkat-berkatNya)
Orang yang taat, setia, yang hatinya melekat kepadaNya dikatakan sebagai ”hamba yang setia”. Sebagai hamba yang setia tentu saja kita mendapat upah dari Tuhan yaitu ”mahkota kehidupan” hidup kekal selamanya di sana bersama Tuhan kita Yesus Kristus.
Marilah saudara-saudara kita berlomba untuk bisa menjadi ”hamba yang setia” yang berkenan kepadaNya. Amin.