Kasih Mempersatukan Peribadahan Kita

Yakobus 2 : 1 – 17

 

Dalam kehidupan orang Kristen tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata-kata “Kasih” ,tiap minggu saat kita mengikuti kebaktian pasti mendengar hukum kasih.

Kasih itu miliksemua orang tidak di dominasi hanya kalangan tertentu. Apabila orang mengasihi berdasarkan perbedaan seperti yang tertulis pada ayat 2 dan 3, berarti kita belum bisa memaknai kasih yang diberikan oleh Allah Bapa kita.

Kasih adalah “Anugerah” dan “Buah” yang diberikan kepada kita melalui Roh Kudus agar kita dapat menjalani hidup ini dengan sepenuhnya tanpa kekurangan suatu apapun.

Dalam ayat 5 dikatakan : Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi, Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barang siapa yang mengasihi Dia?

Disini jelas firman Tuhan mengatakan kita tidak boleh membeda–bedakan sesama, memerlukan suatu proses yang cukup panjang apabila kita bisa melakukan apa yang  sudah Tuhan sabdakan dalam firmanNya, tetapi bukannya tidak mungkin kita juga bisa melakukan hal tersebut, jika kita mau mengijinkan Tuhan mengubah hidup kita. Seperti doa yang sering kita lakukan apabila kita menginginkan sesuatu, Tuhan dari dulu, sekarang dan akan datang tetap sama tidak pernah berubah. Lewat doalah kita menjadi berubah, bukan doa yang membuat kita berubah tetapi keyakinan dari doa yang kita sampaikan dan akan dijawab Tuhan dengan merubah pribadi kita dari doa tersebut.

Ayat 8 : Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik.

Ayat ini jelas sekali dalam penegasannya bahwa kita sebagai anak–anak Tuhan agar selalu berbuat baik dengan siapa saja seperti kita menyayangi diri sendiri, bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa : saat kita melakukan perbuatan yang menyakiti / merugikan orang lain sebenarnya sedang melakukan untuk diri sendiri, misalnya kita mencela, mencemooh, memaki sebenarnya itu pencerminan bahwa kita sedang melakukan untuk diri kita sendiri, ataupun sebaliknya pada saat kita melakukan perbuatan baik.

Marilah kita semua sebagai anak-anak Tuhan melakukan seperti yang Tuhan inginkan agar dengan Kasih yang sudah Tuhan berikan dalam wujud anugerah akan mempererat peribadahan kita. Wujudkanlah kasih bukan hanya sebagai kata yang indah untuk didengar dan bukan sebagai kata yang mudah untuk dikatakan tetapi lebih dari itu semua harus disertai dengan perbuatan yang tulus, seperti ayat 17 : Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Demikian juga halnya“Kasih”, apabila kasih anugerah Tuhan yang kita terima tidak dinyatakan dengan suatu perbuatan yang kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan kita maka tak akan punya makna yang berarti dalam peribadahan kita….. Amin.

%d blogger menyukai ini: