Dengan Lidah Kita Bersaksi dan Memuliakan Allah

Yakobus 3 : 1-12     Nas : Yakobus 3 : 9

 

Ketika saya mulai koreksi diri saya ternyata kesalahan-kesalahan saya banyak sekali, satu persatu saya bereskan bersama Tuhan Yesus Kristus. Tetapi seringkali saya masih menemukan kesalahan-kesalahan yang sama pada diri saya. Dan saya mulai belajar dari kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dan berusaha menghindarinya.

Gambaran itu mirip dengan kekristenan saya, misalnya Tuhan Yesus dengan sabar mengingatkan kita dengan melalui Roh Kudus, supaya kita tidak mengatakan hal-hal yang negatif mengenai orang lain.

Dalam ayat 6 dikatakan “lidah adalah api”. Yakobus menekankan kecenderungan kita untuk berdosa dalam pembicaraan. Dosa-dosa tersebut termasuk kata-kata yang kasar dan tidak ramah, berdusta, fitnah, bergunjing, membual dll.

Orang yang dewasa dalam iman menguasai lidahnya dalam bimbingan Roh Kudus, “menawan segala pikiran dan menaklukkan kepada Kristus”. Tuhan Yesus menyuruh kita bersikap ramah dan penuh kasih, bukannya mencari kesalahan-kesalahan orang lain (Efesus 4 : 31-32).

Namun kadangkala kita terpeleset kembali kedalam kebiasaan lama dengan membiarkan kata-kata kasar dan menyakitkan keluar dari bibir/mulut kita saat membicarakan orang lain (Yak. 3 : 8-12).

Saya kembali menerapkan hal mendasar ini pada kehidupan saya untuk menghilangkan kebiasaan lama dan berlatih, memeriksa berbagai kesalahan, serta memperbaiki kesalahan-kesalahan saya dan terus meminta bimbingan pada Roh Kudus yang selalu membimbing saya.

Tuhan Yesus dengan penuh kesabaran terus bekerja bersama kita, memperbaiki cara kita berbicara tentang orang lain dan menghargai orang lain dan tidak menganggap rendah orang lain.

Karena kecenderungan untuk berdosa dengan lidah maka Yakobus menasehati setiap orang agar “cepat untuk mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah (Yak. 1:19). Ketika kita mendengar firmanNya, belajar dari kesalahan dan bergantung pada kuasaNya, maka kita akan bertumbuh dan berubah seperti yang Tuhan Yesus kehendaki.

Dengan lidah kita bersaksi dan memuliakan Allah yang kita sembah. Tuhan Yesus memberkati

%d blogger menyukai ini: