Utuslah Aku Menjadi Pendidik
Yehezkiel 2 : 1-5
Allah memanggil Yehezkiel menjadi hamba atau pelayan-Nya melalui suatu penglihatan yang luar biasa,pada waktu dia berada di pembuangan Babel bersama orang Israel.
Dalam penglihatan itu Yehezkiel melihat langit tiba2 terbuka dan ia mendapat penglihatan tentang Allah. Dia mendengar Allah berbicara kepadanya, yang menyuruhnya untuk bangun dan berdiri.
Tuhan mengutus Yehezkiel kepada bangsa Israel, yaitu untuk menyampaikan firman-Nya (ayat 7). Hal ini berarti bahwa Yehezkiel mendapat tugas untuk mendidik bangsa Israel, mendidik umat yang tegar hati dan pemberontak. Ini adalah tugas yang berat dan tidak mudah, namun demikian Yehezkiel harus tetap patuh dan melaksanakan.
Jangan seperti bangsa Israel yang tidak patuh dan memberontak (ayat 8). Ini adalah kunci keberhasilan Yehezkiel dalam melaksanakan tugas mendidik bangsa Israel.
Bacaan minggu ini mengajak kita untuk menghadapi bahwa kita semua dipanggil untuk menjadi pendidik. Menjadi pendidik tidaklah mudah, karena berbagai macam rintangan dan tantangan yang berat selalu ada, bahkan sebelum mendidik orang lain kita harus bisa mendidik diri sendiri.
Sebagaimana Yehezkiel mengajar Israel supaya tidak memberontak kepada Allah maka dirinya harus terlebih dahulu patuh kepada Allah (ayat 8).
Melalui bacaan di atas, kita dapat belajar bahwa keberhasilan mendidik tidaklah terletak pada besar kecilnya atau berat ringannya masalah, tetapi kepatuhannya seseorang kepada Allah. Kalau orang mau patuh kepada Allah yang telah memanggilnya maka tidak perlu takut sebesar apapun masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugas.
Sebagaimana Tuhan berpesan kepada Yehezkiel “Jangan takut” demikian pula Tuhan berpesan kepada kita. Tema di atas merupakan pernyataan kesiapan dan kepasrahan untuk melaksanakan tugas panggilan, Utuslah Aku Menjadi Pendidik!