Mampukan Aku Menjadi Biji Sesawi Yang Hidup

Bacaan : Markus 4 : 26 – 34

 

Dalam ayat bacaan di atas terdapat dua perikop, perumpamaan tentang benih yang tumbuh dan perumpamaan tentang biji sesawi.

Mengapa benih? Didalam benih terkandung suatu kehidupan. Kehidupan yang bertumbuh memerlukan suatu proses. Melalui proses itu benih tumbuh untuk menjadi lebih baik dan bermakna.

Dan bagaimana dengan biji sesawi? Ukuran biji sesawi sangatlah kecil yaitu kurang lebih berdiameter 1millimeter. Namun saat ditanam biji sesawi akan menjadi pohon yang besar. Biji sesawi  biasa dipakai sebagai bahan penyedap makanan, saat digoreng dia akan mengeluarkan bau yang harum. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan biji sesawi dapat digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit.

Gereja ibarat benih yang disebar di dunia ini, benih yang kecil, seperti biji sesawi. Meskipun berukuran kecil Gereja diharapkan mampu berperan sebagai ‘bahan penyedap’ di dalam dunia. Gereja mampu memberi ‘keharuman’ dan mampu menjadi obat bagi jiwa jiwa yang menderita. Dengan kata lain Gereja diharapkan untuk dapat menjadi berkat bagi semua manusia.

Ibarat benih yang tumbuh, Gereja juga tumbuh berkembang dalam suatu proses menuju pada apa yang dikehendaki Tuhan sebagai penanam, yaitu menjadi bermakna bagi dan di tengah dunia. Hal ini menjadi wujud fungsi gereja dalam rangka pewartaan injil dan kerajaan sorga.

Sudahkah kita menjadi biji sesawi yang hidup ?

%d blogger menyukai ini: