Tuhan Setia Menggembala
Markus 1 : 1-8
Umat Allah dengan Allah, sejak perjanjian lama (Bangsa Israel) sampai dengan sekarang (Gereja) sering digambarkan bagaikan seorang gembala dengan ternak gembalaanNya (domba).
Allah sebagai gembala senantiasa menuntun dan membawa domba-dombaNya ke tempat yang menyenangkan serta senantiasa menjaga keselamatan mereka.
Israel sebagai domba dan umat kepunyaanNya senantiasa hidup jatuh dan bangun, taat dan memberontak. Meskipun umat senantiasa memberontak dan hidup menderita karena ketidak setiaannya, namun Allah tetap setia. Allah senantiasa menolong dan menyelamatkannya.
Melalui nabi-nabi dan orang-orang pilihanNya Allah senantiasa memelihara serta menolongnya. Namun demikian hal ini perlu respon atau tanggapan dari umat untuk siap sedia ditolong dan diselamatkan oleh Allah.
Kehadiran Kristus ke dunia sebagai Juruselamat menjadi wujud kesetiaan Allah sebagai gembala yang bermaksud menolong dan menyelamatkan umatNya. Kehadiran Kristus yang menyelamatkan menuntut respond an sikap umat untuk menyambutNya.
Dalam hal ini Allah mengutus Yohanes pembaptis untuk mempersiapkan umat menyambut kesetiaan Allah yang hadir dalam Yesus Sang Juruselamat.
Allah yang setia yang hendak menyelamatkan umatNya, memberi kesempatan kepada umat untuk menerima kesetiaanNya itu dengan berbalik kepadaNya. Oleh karena itu Yohanes Pembaptis menyerukan “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskan jalan bagiNya. Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu (Markus 1: 3-4)
Kristus datang sebagai wujud kesetiaan Allah kepada umatNya yang sedang jatuh bangun dan tidak setia.
Kita adalah domba-domba, umat kepunyaan Allah yang juga sering jatuh bangun dan tidak setia.
Melalui seruan Yohanes Pembaptis kita dipanggil dan diajak untuk menyambut kasih setia Allah yang adalah gembala kita.
Sudah siapkah kita menyambut kesetiaanNya ?