Keluarga Menghayati Penyertaan Tuhan
baca: Matius 22 : 15–22
Ketika orang farisi menyuruh murid-muridnya bersama orang Herodian bertanya pada Tuhan Yesus, bahwa. “Boleh atau tidak membayar pajak kepada kaisar (Matius 22:17)”, Tuhan Yesus sudah tahu apa yang ada dalam hati orang-orang farisi tersebut, bahwa hati mereka berisi ketidak jujuran dan tipu muslihat untuk menjerat Yesus.
Bila Yesus menyetujui pembayaran pajak penduduk yang diklaim penguasa Romawi, ia akan berhadapan dengan mereka yang bersikap nasionalis dan akan dianggap meremehkan pandangan teologis bahwa tanah suci ialah hak yang langsung diberikan oleh Allah. Dan orang Farisi bisa memakainya untuk mengobarkan rasa tidak suka kepada Yesus. Tetapi bila ia mengatakan jangan, maka ia akan bermusuhan dengan para pendukung Herodes yang dibawa serta orang Farisi dan sekaligus melawan politik Romawi. Jawaban apapun akan membuat Yesus mendapat lawan-lawan baru. Memang itulah yang diinginkan oleh orang Farisi.
Kita sebagai keluarga Kristen seringkali juga diperhadapkan dengan persoalan-persoalan yang sulit, serba salah dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Dalam keadaan seperti itu kita diingatkan bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita. Ketika Tuhan menyertai kita, tidak ada persoalan yang tidak terselesaikan,, karena Tuhan yang menyertai kita adalah Tuhan yang menolong dan memampukan kita menghadapi persoalan. Dalam penyertaan Tuhan senantiasa ada jalan keluar.
Dari perikop diatas, sudahkah kita menghayati penyertaan Tuhan disetiap kehidupan kita dalam berkeluarga ?
Kiranya kita selalu ingat dan menghayati akan penyertaan Tuhan disetiap kehidupan berkeluarga. AMIN.