Engkau Berharga di Mataku

Renungan Minggu, 18 November 2012

Bacaan Alkitab : Yesaya 43 : 4

 

Adaseorang kaya yang bernama William Goldberg membeli sebuah batu permata yang besarnya tidak lebih dari bola pingpong dengan harga 70 milyar. The Moussaieff Red Diamond, adalah sejenis batu permata yang ditemukan oleh seorang petani Brasil di Abaetezinho pada tahun 1990, di daerah yang dikenal sebagai Paranaiba. Alto yang memiliki reputasi sebagai penghasil berlian berwarna indah.

Kisah lain ada seorang ayah yang rela menjual tanah yang dulu dia peroleh dengan hasil keringatnya selama bertahun-tahun bekerja untuk kemudian uangnya dipakai guna membiayai pendidikan putranya agar dapat melanjutkan sekolah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dari dua cerita di atas ada satu persamaan yaitu alasan/dasar pemikiran yang membuat mereka rela melakukan hal tersebut. Si orang kaya melihat permata tersebut sangat berharga sebagai simbol kemakmuran pemiliknya. Sementara si ayah melihat bahwa anaknya sangat berharga sehingga harus mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Demikian juga Allah ketika meninggalkan takhta kemuliaanNYA di surga, turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, rela dihina, rela disiksa, bahkan sampai mati disalib dengan satu tujuan untuk menebus manusia dari dosa.

Mengapa Allah mau dan rela melakukan semua itu? jawabnya adalah: karena Allah melihat bahwa manusia ciptaanNYA sangatlah berharga di mataNYA (Yesaya 43 : 1,3,4). Sadarilah bahwa Allah berkenan kepada kita. Begitu berharganya kita di mataNYA sampai DIA menghitung setiap helai rambut di kepala kita dan menampung setiap air mata kita.

Meskipun di jaman ini, orang seringkali dianggap penting dan dihargai karena alasan jabatan, posisi, harta, rumah mewahnya, kendaraan yang dipakai, kemana dia pergi, dst.., akan tetapi sistem penilaian Allah sangatlah berbeda. Allah tidak melihat dengan cara manusia tetapi Allah mempunyai standar penilaian sendiri.

Apabila selama ini kita merasa tidak berarti dan tidak berharga, mungkin karena kita merasa tidak kaya, tidak pintar, tidak cantik, tidak tampan, kurang ini, kurang itu, merasa hina karena latar belakang dan masa lalu yang suram, atau macam-macam persepsi negatif yang lain, maka mulai hari ini pupuslah semua cara pandang yang salah tersebut dan jangan biarkan hal ini merasuk dan merusak jiwa kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang bertanggung jawab terhadap situasi dan kondisi yang kita rasakan tiap saat.

Percayalah bahwa kita adalah harta kesayangan Tuhan yang begitu dijagaNYA. Tuhan selalu mengingat kita dan memberikan penyertaanNYA kepada kita. Oleh karenanya sudah seharusnya mulai saat ini juga, pastikan kita hidup taat pada firmanNYA dan mengasihi DIA dengan segenap hati, mengandalkan Tuhan senantiasa dalam setiap jalan hidup kita, karena Allah telah lebih dahulu dan senantiasa mengasihi kita sesuai dengan apa yang dikatakan Allah tentang diri kita melalui firmanNYA: Engkau berharga di mataKu… (Yesaya 43:4).