Topeng Kemunafikan

Bahan PA Adi Yuswa Bulan Keluarga Tahun 2012, dikutip apa adanya dari Bahan MPHB Sinode GKJ di http://gkj.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=576

 

TUJUAN

Agar peserta menjauhi sikap berpura-pura, sehingga terhindar dari kebiasaan berperilaku palsu, yang akan memperburuk hubungan antar manusia.

  

BACAAN ALKITAB

Kejadian 27 : 1 – 40

 

PENJELASAN TEKS

Perikop ini mengisahkan konspirasi atau persekongkolan antara seorang anak dan seorang ibu yang “berhasil” mengelabui ayahnya atau suaminya untuk mendapatkan sesuatu yang dianggap istimewa. Adalah seorang bernama Ishak yang mempunyai isteri bernama Ribka. Dari perkawinan mereka, lahir dua buah hati yang bernama Esau sebagai yang sulung dan Yakub sebagai yang bungsu. Suatu ketika Ishak ingin memberikan berkat kepada Esau, sebelum kematiannya tiba karena usia Ishak yang sudah renta (ayat 1-4). Berkat yang dimaksudkannya adalah berupa hak kesulungan. Itu adalah hak istimewa karena hukum jaman dulu memperbolehkan seorang ayah memberikan bagian harta yang lebih besar kepada putra sulungnya. Hukum Taurat kemudian menyebutkan bahwa sekurang-kurangnya dua bagian dari harta harus diberikan kepada putra sulung ketika sang ayah meninggal dunia (band. Ulangan 21:15-17).

Demi mendengar rencana itu, Ribka segera memanggil Yakub. Mendandaninya bak Esau dan memasakkan masakan istimewa yang disukai Ishak. Sebenarnya Ishak agak ragu. Ia berkata, “Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau” (ay 22). Jelaslah yang pandai bersandiwara bukan hanya Ribka sang sutradara, tetapi juga Yakub sang pemain. Alhasil Ishak pun memberkati Yakub, bukan Esau.

Dalam bacaan kita hari ini tidak dijelaskan kenapa sang Ibu lebih memihak kepada si bungsu, sehingga berinisiatif menipu sang ayah. Yang jelas, pasti ada relasi yang kurang harmonis antar suami istri yang sudah mulai tua itu. Akar itulah yang menciptakan persekongkolan antara sang ibu dan si bungsu untuk memperdaya sang ayah (ayat 5-17). Ribka telah memakai topeng. Itulah sebabnya ia menyarankan Yakub memakai topeng juga, untuk mengelabui Ishak! Upaya itu berhasil sehingga ayahnya tertipu. Si sulung kecewa dan merasa dilukai hatinya oleh adiknya. Dan Esau menjuluki adiknya sebagai penipu. Dan memang dalam bahasa Ibrani, bunyi untuk kata Yakub  mirip dengan kata untuk “menipu” (Ibr: awkab).

 

PENERAPAN

Penggunaan “topeng” tak hanya terdapat dalam relasi bermasyarakat. Dalam keluarga banyak orang hidup memakai topeng. Bersikap manis di hadapan pasangannya, tapi tidak di lubuk hatinya. Itulah yang terjadi pada pasangan suami istri Ishak dan Ribka. Padahal mereka telah melewati masa pernikahan yang cukup lama. Dari Kejadian 26:34 kita tahu bahwa mereka telah 40 tahun lebih menikah. Artinya, kalau dihitung dengan model pernikahan sekarang, usia mereka telah masuk lansia. Namun usia pernikahan yang panjang tidak serta merta membuat mereka menjadi pasangan yang ideal. Agaknya ada relasi yang kurang harmonis, yang membuat Ribka “bermain di belakang.” Ribka telah menggunakan topeng. Berwajah di manis di hadapan suaminya, tetapi menyimpan agenda terselubung di hatinya. Di sini kita melihat bahwa waktu pernikahan yang panjang tidak menjamin relasi suami-istri yang terbuka!

Penggunaan topeng pada pasangan suami istri ternyata berdampak dalam diri anak-anak. Mereka pun menjadi manusia bertopeng. Dalam kasus Esau-Yakub hal terlihat jelas. Jauh sebelumnya, terlihat adanya rasa iri hati di antara mereka. Sehingga Yakub pernah “menjual” roti dan makanan kacang merah seharga “hak kesulungan.” Bisa saja kita mengatakan Esau tidak menghargai hak kesulungan, akan tetapi “tipuan manis” Yakub turut berperan. Itu berarti mereka melihat sesamanya sebagai lawan dan bukan kawan.

Lansia sebagai sebuah komunitas pun kerap hidup dalam topeng. Entah topeng kebahagiaan: menceritakan betapa baiknya anak menantunya, padahal tak pernah datang berkunjung. Atau topeng kesedihan: menceritakan kepedihan karena perilaku anak menantu, yang sering mengirim uang saku bulanan. Sebagai panutan, orangtua perlu mengajarkan kejujuran, hingga berbuahkan kehidupan yang berbahagia.

 

PERTANYAAN PANDUAN UNTUK DIDISKUSIKAN

  1. Menurut anda, apa yang menjadi motivasi Ribka menipu dan memperdaya Ishak yang adalah suaminya sendiri? Bagaimana jika anda menjadi Esau, apa yang akan anda lakukan?
  2. Pernikahan Ishak dan Ribka telah berjalan lebih dari 40 tahun, mengapa dalam usia pernikahan yang panjang itu mereka tidak saling berterus terang? Sejauhmana pengenalan diri pasutri Ishak-Ribka menurut anda?
  3. Pelajaran apa yang dapat anda petik dari kisah Ishak-Ribka ini? Apakah anda masih memakai topeng dalam berelasi dengan pasangan anda? Jelaskan!
  4. Menurut anda, kebiasaan apa yang akan mendorong setiap anggota keluarga  saling terbuka satu terhadap yang lain?