Keluarga Yang Menjadi Berkat

Renungan Minggu, 2 September 2012

Bacaan :  Mazmur 133 : 1-3

Berbicara mengenai pemberitaan Injil bukan hanya tugas pribadi tetapi Tuhan mau keluarga demi keluarga juga memberitakan Injil. Tuhan mau agar keluarga-keluarga Kristen menjadi saksi, menjadi terang, menjadi berkat di tengah-tengah dunia. Bagaimana dengan keluarga kita? apakah keluarga kita sudah mampu menjadi keluarga yang sungguh menjadi terang, bisa dilihat dan disaksikan oleh orang-orang yang belum mengenal Tuhan sehingga akhirnya mereka bisa dibawa kepada Tuhan.

Pada saat ini banyak keluarga-keluarga kristen yang gagal untuk menjadi terang, menjadi saksi dan berkat. Banyak keluarga kristen yang bermasalah, diambang kehancuran, akan bercerai, tidak bisa lagi mempertahankan pernikahan. Kalau sudah seperti ini bagaimana mungkin keluarga kristen bisa menjadi terang, menjadi saksi dan menjadi berkat. Justru sebaliknya akan menjadi batu sandungan.

Keluarga yang menjadi berkat, menjadi saksi adalah keluarga yang didalamnya ada kerukunan, seperti dikatakan dalam Mazmur 133:1 : ’’Sungguhalangkah baiknya dan indahnya, saudara-saudara diam bersama dengan rukun!’’.

Keluarga kristen yang memiliki kerukunan maka kondisinya akan baik. Rumah tangga akan menjadi tempat yang menyenangkan. Rumah tangga akan menjadi tempat dimana suami, istri, anak-anak menjadi nyaman dan kerasan karena memiliki tempat yang kondusif, tempat yang seperti sorga. Tetapi kita melihat pada saat ini, banyak keluarga kristen rumah tangganya tidak baik. Bukan seperti sorga, justru seperti neraka. Itulah sebabnya angka perceraian pada masa sekarang ini khususnya pada keluarga-keluarga kristen, terus meningkat.

Inilah kondisi yang terjadi saat ini, kalau seperti ini keluarga tidak akan baik. kalau keluarga tidak ada kerukunan, tidak ada keharmonisan, maka tidak akan baik. Firman Tuhan mengatakan kalau kita memiliki keluarga yang harmonis, ada kerukunan itu akan baik. Suami istri akan kerasan, ada komunikasi yang terjalin pada keintiman yang indah.

Apakah dalam keluarga kita masih ada kebencian, ada dendam, karena itulah maka kaluarga kita menjadi tidak harmonis. Kita menyimpan kepahitan, kita belum bisa mengampuni. Mari kita belajar dari Tuhan Yesus. Walaupun diperlakukan apa saja, Dia diludahi, Dia dicambuk, Dia ditombak, dimahkotai duri tetapi Dia tetap berkata: ’’Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’’. Marilah kita belajar mengampuni agar kita bisa menjadi saksi, menjadi berkat dan bisa membawa orang datang kepada Tuhan. Pasangan yang baik adalah pasangan yang tidak saling menjatuhkan tetapi saling menguatkan. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

%d blogger menyukai ini: