Hidup Berarti Memberi
Renungan Minggu, 16 September 2012
Bacaan : 2 Korintus 8 : 1-5
Beberapa waktu yang lalu sebuah channel tv menayangkan tentang orang-orang yang membaktikan hidup dan kekayaannya untuk orang lain yang kurang beruntung. Beberapa dari mereka adalah milyuner namun ada juga yang secara financial hidupnya pas-pasan, atau malah sama dengan yang ditolongnya. Motivasi mereka juga beragam, sang milyuner melakukan hal itu karena dia merasa bersalah ketika mengetahui kegiatan perusahaannya ternyata juga menimbulkan kerugian bagi beberapa kelompok masyarakat, dan dia ingin mengembalikan kerugian tersebut. Bagi mereka hidup berarti memberi.
Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua untuk jemaat di Korintus juga menceritakan tentang kemurahan hati jemaat di Makedonia. Rasul Paulus memberi dorongan bagi Jemaat Korintus untuk melakukan pelayanan kasih seperti yang dilakukan oleh Jemaat Makedonia (2 Korintus 8: 7- 8). Menurut Rasul Paulus, walaupun dalam keadaan yang tidak baik dan hidup mereka penuh tantangan, Jemaat Makedonia tetap dapat bersuka cita dan kaya didalam kemurahan. Karakter seperti itu adalah kasih karunia yang dianugerahkan bagi Jemaat Makedonia. Bagaimana mereka memperoleh hal itu? Hal itu diperoleh karena mereka memberi diri kepada Allah, dan mentaati kehendakNya ( 2 Kor 8:5b).
Memberi diri kepada Allah sebelum memberi diri untuk sesama. Tanpa memberi diri terlebih dahulu kepada Allah kita tidak mampu berbuah. Dalam Yoh 15:4, Tuhan Yesus menekankan pentingnya melekat kepadaNya supaya kita dapat berbuah. Hal apa yang dapat kita berikan kepada sesama yang tidak kita terima terlebih dahulu dari padaNya? Memberi diri kepada Allah juga membuat kita dapat memberi (melayani) dengan efektif. Kita dituntun oleh Allah untuk memiliki motivasi yang tepat dan melakukannya dengan cara dan pada sasaran yang tepat juga.
Hidup berarti memberi dan berbuah. Dengan hidup dalam penyerahan kepada Tuhan kiranya yang kita berikan dan buah yang kita hasilkan semakin memuliakan namaNya. Amin.