Akibat Kata

Bahan Persekutuan Doa Bulan Keluarga Tahun 2012, dikutip apa adanya dari Bahan MPHB Sinode GKJ di http://gkj.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=576

 

1.        NYANYIAN

 KJ 406 YA TUHAN, BIMBING AKU

1)      Ya Tuhan, bimbing aku di jalanku,

sehingga ‘ku selalu bersama-Mu.

Engganlah ‘ku melangkah setapak pun,

‘pabila Kau tak ada di sampingku.

2)     Lindungilah hatiku di rahmat-Mu

dan buatlah batinku tenang teduh.

Dekat kaki-Mu saja ‘ku mau rebah

dan tidak ragu-ragu ‘ku berserah.

 

2.    DOA

3.    BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 19:23-40

4.   RENUNGAN:

AKIBAT KATA

 Ibu-ibu, bapak-bapak, dan saudara-saudara sekalian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus.

Keributan atau huru-hara sering terjadi dalam kehidupan kita, tidak hanya di masyarakat tetapi juga di gereja. Ada berbagai hal yang memicu timbulnya keributan atau huru-hara, dari yang ringan sampai yang berat, misalnya: senggolan, lirikan mata, ucapan yang menyakitkan, penghinaan, tindakan diskriminatif, ketidakadilan. Tidak jarang keributan atau huru-hara itu menimbulkan korban jiwa. Apabila keributan atau huru-hara ini tidak segera diatasi, pasti menjadi semakin besar dan meluas. Kadang-kadang orang yang bertanggung jawab atas keamanan atau bertugas untuk mengatasinya justru membuat keributan atau huru-hara itu semakin besar.

Di Efesus terjadi keributan atau huru-hara besar. Demetrius, seorang tukang perak yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis (ibu dan pelindung margasatwa – dewi kesuburan) merasa dirugikan oleh Paulus. Demi penghasilan yang semakin sedikit, Demetrius menyampaikan tuduhan yang menghasut Paulus. Menurut Demetrius Paulus telah menghujat dewi Artemis. Akibatnya seluruh kota menjadi kacau karena huru-hara itu. Mereka berkumpul di gedung kesenian serta menyeret teman-teman Paulus, Gayus dan Aristarkhus. Bahaya kata terlihat dalam kejadian itu.

Mengetahui hal itu, Paulus bermaksud datang untuk meredakan. Namun beberapa pembesar dari Asia melarangnya (ay. 30-31). Mereka yang melarang itu tentu tahu apa akibatnya apabila Paulus datang ke gedung pertemuan itu. Pasti huru-hara akan semakin besar dan kota semakin kacau.

Melihat huru-hara yang makin membesar, panitera kota (semacam sekretaris dewan kota) berusaha meredakan massa lewat kata-kata yang menenangkan. Ia mengajak penduduk Efesus berpikir tenang dan memakai jalur hukum yang berlaku (ay 36). Atas kemampuan panitera kota itu berkata-kata, penulis Kisah Para Rasul membuat semacam kesimpulan: ”Dan dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu” (ay 40b).

Dari cerita ini kita belajar Jadi, ada dua macam kata-kata manusia. Pertama, kata-kata yang menghancurkan. Biasanya ini berangkat dari keinginan yang tidak tulus. Dampaknya memberi keresahan pada banyak orang. Kata-kata ini kerap kali bukan kata-kata yang jujur. Tetapi kata-kata yang direkayasa, didramatisir sedemikian rupa sehingga orang terpengaruh.

Kedua, kata-kata yang menyadarkan, kata-kata yang membangun. Menariknya, dalam cerita kita, kata-kata disampaikan oleh Panitera kota. Artinya, Tuhan bisa saja berkarya melalui banyak orang. Kata-katanya meneduhkan hati, namun jujur. Itulah sebabnya ia memberi solusi atau jalan keluar. Ia mengajak warga Efesus menempuh jalur hukum, dan tidak membuat huru-hara yang merugikan.

Kata-kata tampaknya biasa. Tapi hati-hati ia bisa menghancurkan sekaligus bisa menumbuhkan. Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan: ”Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah” (Yak 3:9). Jadi, kata-kata macam apa yang mau kita pilih? Amin.

 

5.    DOA

6.   NYANYIAN

KJ 467 TUHANKU, BILA HATI KAWANKU

1)         Tuhanku, bila hati kawanku

terluka oleh tingkah ujarku,

dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.

2)        Jikalau tuturku tak semena

dan aku tolak orang berkesah,

pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.

3)        Dan hari ini aku bersembah

serta pada-Mu, Bapa, berserah,

berikan daku kasih-Mu mesra. Amin, amin.

%d blogger menyukai ini: