Menjadi Satu Dalam KebangkitanNya

Bacaan Alkitab : Roma 6 : 3-9

 

Persyaratan utama untuk menjadi satu di dalam kebangkitan-NYA yaitu kita terlebih dahulu harus menjadi satu dengan kematian-NYA. Hal ini mutlak kita miliki. Barulah setelah melalui tahapan tersebut, kita layak bangkit. Pada ayat 3, TUHAN YESUS sudah memberikan prosedurnya bahwa menjadi satu dengan kematian-NYA melalui proses baptisan di dalam KRISTUS YESUS. Menerima baptisan memiliki tujuan dan manfaat penting yaitu agar kita memiliki hidup baru yang serupa dengan KRISTUS yaitu berkarakter pemenang dan penuh kebenaran, yang terpancar dalam sikap hidup kita. Di dalam hidup baru, kita harus sama sekali meninggalkan semua ciri-ciri hidup lama kita, menjadi manusia baru secara total. Sebab kita telah mengenakan tubuh baru, yaitu tubuh KRISTUS YESUS.

Memang Yesus telah mati dengan menanggung seluruh dosa-dosa dan kutuk yang seharusnya kita terima, tetapi kebangkitanNya menyempurnakan sehingga sama seperti kita yang percaya kepada Yesus menjadi satu dalam kematianNya, kita juga menjadi satu dalam kebangkitanNya (Rm 6:5). Dengan kita menjadi satu dalam kebangkitanNya, maka setiap orang yang percaya kepada Yesus akan hidup, karena Yesus adalah kebangkitan dan hidup (Yoh 11:25), dan maut tidak akan lagi berkuasa dalam hidup kita (Rm 6:9). Ketika kita mengenal dia dan menjadi satu dalam kematian dan kebangkitanNya, maka kita pun juga akan memperoleh kebangkitan dari antara orang mati (Flp 3:10-11). Oleh karena itu, dalam kehidupan kita, kita tidak boleh hanya memikirkan perkara-perkara duniawi saja. Iman dan pengharapan kita kepada Kristus tidak boleh hanya terbatas pada berkat-berkat duniawi, harta benda dan rejeki di dunia ini saja. Jika demikian, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia (ayat. 19). Mengapa demikian? Karena Yesus adalah Tuhan yang berkuasa di bumi dan di surga (Mat 28:18), dan karena kita hidup tidak hanya untuk di bumi saja, tetapi juga kehidupan kekal setelah kita nanti mati, maka kita pun perlu mempersiapkan diri kita untuk perkara-perkara surgawi. Kita harus menaruh iman dan pengharapan kita kepada Kristus untuk hidup di dunia ini dan hidup di surga nanti.