J U J U R

Renungan Minggu, 6 Nopember 2011

Bacaan Kitab Suci : Matius 5 : 37

Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Sebuah kata yang pendek; ”Jujur”, tetapi bermakna dalam sekali terlebih saat kita mewujudkan sikap jujur tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Jujur adalah sikap ketika orang menyatakan – baik dalam ungkapan perkataan atau perbuatan – yang sebenarnya kepada pihak lain. Orang yang jujur adalah orang yang menyatakan sebenarnya, tidak berbohong atau nama lainnya adalah berani mengatakan ya jika ya, dan tidak jika tidak, artinya tidak menambahkan atau mengurangi demi untuk membuat diri sendiri dan orang lain senang. Bahkan dengan sikap jujur tersebut kita dapat membangun hubungan / membangun kepercayaan dengan orang lain dan keluarga, semakin tinggi tingkat kejujuran seseorang semakin dia dipercaya orang lain.

Tetapi mungkin ada banyak hal yang akan memaksa kita untuk berlaku tidak jujur. Ada berbagai alasan, misalkan karena ingin membela diri, ingin dipuji, untuk menyenangkan orang lain, atau malah sebuah lingkaran kebohongan/kompromi dengan dosa yang seterusnya kita akan terikat pada dosa. Sikap kita yang muncul mungkin juga dipengaruhi keadaan sekitar kita, seperti pernah pendapat orang mengatakan…sekarang ini kalau jujur sama dengan rugi bagi diri kita sendiri…(dalam bahasa jawa…jaman saiki nek jujur yo ajur…).

Dalam buku Bulan Keluarga th.2011, hal sikap jujur ini juga dijadikan bahan renungan Persekutuan Doa ke-1 dengan bacaan Alkitab dari Kejadian 12 : 10-20 (kisah ”ketidakjujuran” Abram di Mesir sebagai orang asing). Ada banyak bagian didalam Alkitab yang menunjukkan betapa Allah tidak menghendaki dusta, kebohongan, ketidak benaran (misal Kejadian 2:10-20), sebaliknya Dia menghendaki kejujuran, seperti bacaan Alkitab kita ini, Matius 5:37 … Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat…mengingatkan kita untuk bersikap jujur.

Mari jangan takut untuk mewujudkan sikap jujur dengan memperkatakan kebenaran meski untuk itu kita akan mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan atau bayar harga. Dan mari jangan takut mewujudkan sikap jujur dengan melakukan perbuatan-perbuatan mulai dari yang sederhana, misalkan saja, jujur dalam penggunaan uang.

Apa yang kita pelajari dari tema renungan ini, mengajak kita untuk melakukan kebiasaan baik ini secara rutin. Kebiasaan baik/positif yang dilakukan secara terus menerus dan disertai tekad/komitmen, akhirnya akan membentuk sebuah pola hidup yang baik pada seseorang.

Tangan Tuhan Mahaperkasa, Dia menopang kelemahan kita jika kita punya tekad unrtuk mewujudkan kebiasaan bersikap ”jujur”. Dan, Tuhan Maha Melihat, Dia mengetahui yang kita tabur hari ini dan yang akan kita tuai dikemudian hari. Dalam ketekunan melakukan kehendak Allah, kita akan memperoleh apa yang dijanjikan Allah. Tuhan memberkati. Amin.

%d blogger menyukai ini: