Dimana dan Sedang Apa Engkau?

Renunan Minggu, 27 Nopember 2011

Bacaan Kitab Suci : Yesaya 64 : 1-9

Nats : Yesaya 64 : 8-9

Saat ini kita memasuki masa adven atau masa penantian. Menanti Yesus datang. Bukan hanya pada saat Natal, ketika Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus, tetapi juga menanti ‘kapan Yesus datang kedua kalinya’. Pada saat dan masa penantian ini, apakah yang sudah dilakukan oleh kita dan Gereja? Apakah Gereja sedang dalam keadaan dan kondisi sadar, berjaga-jaga, atau malah tertidur? Sadar dan berjaga-jaga adalah keadaan yang diharapkan oleh Tuhan Yesus. Sadar dan berjaga-jaga adalah tanda ketika kita bertanggungjawab dalam tugas panggilan dan perutusan di dunia ini.

Namun, apa yang terjadi ketika kita tidak berjaga-jaga, dan sadar? Tentu, Tuhan akan murka, sebagaimana Tuhan murka terhadap Israel pada masa Yesaya. Dalam Yesaya 64 dijelaskan kemurkaan Tuhan kepada Israel karena dosa, kesalahan dan kejahatan Israel. Bahkan murkanya Tuhan begitu dahsyat sehingga manusia tidak akan mungkin bisa bertahan. Coba kita renungkan kedasyatan murka Tuhan:

  • Langit terkoyak, dan gunung bergoncang (ayat 1)
  • Api Tuhan menyala, dan semua bangsa bergemetar (ayat 2)
  • Kedahsyatan yang tidak pernah terjadi sejak dulu kala (ayat 3)

Memang saat itu, Israel melakukan ‘aturan agama’ yang kelihatannya saleh. Namun kenyataannya, kesalehan tersebut hanyalah berpura-pura. Mereka percaya kepada Tuhan, tetapi sekaligus menyembah pada berhala dan mamon. Itulah sebabnya, Tuhan begitu marah sebab selain mereka tidak setia, mereka pun juga menduakan Tuhan.

Namun ada hal yang menarik, dalam ayat 5 mereka menyadari akan dosanya. Bahkan dalam ayat 6 mereka begitu menyesali akan dosa dan keadaan mereka seperti ‘daun dilenyapkan oleh angin’, suatu keadaan yang binasa dan tak bernilai. Kini setelah melihat kedahsyatan kemarahan Tuhan, mereka bertobat. Hal ini nampak dalam ayat 8 dan 9 yang mengatakan, “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu”. Mereka memohon agar Tuhan mengingat kembali bahwa Israel adalah umat milik Allah. Israel adalah anak-anak Allah, dan allah adalah Bapa bangsa Israel. Israel bagaikan tanah liat dan Allah adalah penjunannya. Israel adalah buatan tangan Allah. Oleh karena itu, umat Israel memohon agar Allah tidak murka dan tidak mengingat-ingat akan dosa, kesalahan dan kejahatan Israel.

Dalam konteks kehidupan kita dan Gereja kita, apakah kita sedang dalam kondisi yang takut akan Tuhan, sehingga selalu mengakui segala kesalahan dan dosa kita kepada Tuhan, sehingga kita layak untuk menanti kehadiran Tuhan baik pada masa Adven ini maupun kehadiran Tuhan yang keda kalinya. Atau malahan sebaliknya kita hanya sekedar mempersiapkan kedatangan Tuhan dalam masa Adven ini dengan gebyar duniawa saja, tanpa mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua?  Dimanakah kita dan Sedang apakah kita?