Maniskah Buahmu
Renungan Minggu, 2 Oktober 2011
Bacaan Kitab Suci : Yohanes 15 : 16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Setiap tanaman yang ditanam atau dibudidayakan, tentunya diharapkan mendatangkan hasil bagi yang menanamnya. Kalau tanaman itu adalah tanaman buah, hasil yang diharapkan adalah buahnya. Buah yang baik, yaitu buah yang dicirikan oleh sifat-sifat tertentu, terutama adalah rasanya yang manis.
Kehidupan orang beriman yang sering diibaratkan sebagai tanaman yang dibudidayakan. Orang beriman diharapkan menghasilkan buah yang manis, yaitu suatu kebaikan bagi kemuliaan Tuhan, bagi sesama manusia, begitu juga bagi diri sendiri dan alam sekitarnya. Sebagaimana firman Tuhan dalam Yohanes 15:16, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”. Agar buah yang dihasilkan baik adanya, maka “pohon” itu juga harus dalam kondisi yang baik. Batangnya subur, daunnya rimbun, tumbuh dan berkembang secara normal, tanpa mengalami gangguan hama tanaman. Dalam Matius 7:17 dinyatakan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik”. Oleh karena itu kehidupan orang beriman harus berada dalam kondisi sebagaimana gambaran sebatang tanaman tersebut. Bahkan “setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang kedalam api” (Matius 7:19). Buah kehidupan seperti apakah yang dilukiskan sebagai “buah yang manis” itu? Mari kita bercermin dari Galatia 5 : 22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.
Untuk menjadi “tanaman” yang menghasilkan buah yang manis, orang beriman harus membiasakan sikap hidup yang seturut dengan kehendak Tuhan, seperti pandai bersyukur, rajin berdoa, rajin mempelajari firman Tuhan, rajin bersekutu, dan berbuat baik serta melayani sesama. Sudahkan kehidupan kita mencerminkan hal-hal tersebut? Mari tanyakan pada hati kita masing-masing. Tuhan memberkati, Amin.