T u l u s
Renungan Minggu, 4 September 2011
Bacaan Kitab Suci : Kisah Para Rasul 2 : 46-47
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Tulus merupakan satu kata pendek yang mempunyai makna sangat penting bagi kehidupan manusia dalam relasinya dengan sesama, karena kata ini merupakan bagian terdalam dari sifat manusia berkenaan dengan hati atau perasaan. Sikap tulus merupakan sifat yang sangat diharapkan ada pada diri seseorang dalam relasinya dengan orang lain (sesama). Ketulusan hati seseorang terhadap orang lain memiliki makna dan pengaruh yang sangat besar.
Bacaan diatas menunjukkan bagian aktifitas jemaat perdana yang dilakukan dengan tulus. Ketulusan mereka melakukan persekutuan (baik dalam hal seremonial maupun berhubungan satu sama lain) merupakan pandangan dan kesaksian yang luar biasa menariknya karena itu banyak orang yang kagum melihatnya dan kemudian bergabung dengan mereka menjadi orang percaya. Melalui tindakan yang dilakukan dengan tulus menjadikan mereka dan orang lain merasakan damai sejahtera.
Gereja termasuk kita GKJ WKM dipanggil oleh Tuhan dan ditempatkan di dunia untuk membawa dan mewujudkan damai sejahtera sebagai wujud pelayanan kepada Tuhan. Pelayanan itu akan dapat diwujudkan manakala segala aktifitas dan relasi dengan orang lain didasari dengan hati yang tulus. Tindakan yang didasari dengan hati yang tulus akan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera, oleh karena itu marilah segala sesuatu yang kita lakukan, kita lakukan dengan tulus. Tuhan Yesus bersabda “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. (Matius 7:12).
Bila kita mengharapkan orang lain tulus maka kitapun harus tulus kepada mereka. Ketika kita mengharapkan orang lain mengasihi dengan tulus maka kita perlu terlebih dahulu mengasihi mereka dengan tulus. Untuk itu Rasul Paulus mengatakan hendaklah kasih itu jangan pura-pura (Roma 12:9).
Demi terwujudnya damai sejahtera, sebagai wujud pelayanan kita kepada Tuhan dan menjalankan tugas panggilan, mari segala sesuatu yang kita lakukan (baik itu ibadah, persembahan, keramahan, senyum, dsb), kita lakukan semua dengan tulus.
Tuhan memberkati.