Menghitung Berkat

Renungan Minggu, 5 Juni 2011

mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya.

Mazmur 71:15

Pernahkah Anda menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung satu sampai satu milyar? Biar gampang, anggap saja tiap satuan diperlukan waktu satu detik, maka diperlukan waktu 1 milyar detik, atau sama dengan 16,67 juta menit, atau sama dengan 277.778 jam, atau sama dengan 11.574 hari, atau sama dengan 32 tahun! Jangan coba-coba melakukannya, karena akan sia-sia setengah hidup Anda.

Bagaimana dengan berkat Tuhan yang kita terima? Sangat banyak, bahkan tak terhitung. Pertanyaannya, sudahkah kita menghitung setiap berkat tersebut? Meski Tuhan tidak pernah menuntut kita menghitung dan menyebutkan berkat yang kita terima satu per satu, seharusnya muncul kesadaran dalam diri kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Setiap berkat yang kita terima harusnya membuat kita semakin dekat dan intim dengan Tuhan, karena kita akan selalu mengucap syukur kepada-Nya.

Sayangnya yang terjadi tidak selalu seperti itu. Banyak orang Kristen tidak mengawali hari untuk bersekutu dengan Tuhan dan kembali mengakhiri hari tersebut dengan bersekutu dengan Tuhan, meski dalam sepanjang hari itu Tuhan sudah memberkati, menjagai, melindungi, dan melimpahkan anugerah-Nya kepada kita. Ironis, bukan? Lebih ironis lagi karena kita sering mengajari anak kita untuk selalu mengucapkan terima kasih atas setiap pemberian yang diterimanya, namun kita sendiri tidak pernah berterima kasih atas berkat-berkat-Nya.

Seandainya kita mau menghitung setiap berkat yang kita terima, tentu kita akan selalu ingat kepada Dia yang menganugerahi kita dengan berkat-berkat itu. Hitunglah berkat-Nya, maka akan selalu ada ucapan syukur yang melimpah. Hitunglah berkat-Nya, maka hati kita tidak akan melekat dengan berkat tersebut, tapi akan melekat kepada Dia yang memberikan berkat tersebut.

Hitunglah berkat Tuhan satu demi satu, maka Anda akan melihat betapa besar kebaikan-Nya atas kita.

%d blogger menyukai ini: