Hidup Berkelimpahan
Renungan Minggu, 12 Juni 2011
Bacaan Alkitab : Yesaya 6 : 8-13
Nats : Yesaya 6 : 9
Kemudian firman-Nya: “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!
Ada beragam definisi berkelimpahan. Bagi sebagian orang, berkelimpahan adalah kondisi ketika seseorang sudah memiliki uang dan harta dalam jumlah tertentu. Atau jika berhasil menjadi yang terbaik dalam bidang tertentu. Atau, jika sudah memiliki keluarga yang harmonis. Bermacam definisi ini muncul, tergantung pada tata nilai dan latar belakang seseorang. Namun secara umum, berkelimpahan atau kesuksesan kerap diukur berdasarkan pencapaian atau buah yang diperoleh.
Definisi berkelimpahan atau kesuksesan bagi Tuhan, khususnya dalam konteks panggilanNya kepada Yesaya, beda dengan yang umumnya manusia pegang. Hari ini kita membaca bagaimana Yesaya diutus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel. Uniknya Tuhan sudah mengatakan bahwa bangsa Israel tidak akan mempedulikan Yesaya. Pelayanan Yesaya akan tidak berbuah. Dengan kata lain, berdasarkan definisi umum, Yesaya akan gagal. Namun demikian, Tuhan tetap menyuruh Yesaya menjalani panggilanNya tersebut dan hanya memintanya setia. Itulah arti kesuksesan bagi bagi Tuhan, yaitu setia kepada panggilanNya sampai akhir, bagaimanapun beratnya situasi.
Definisi kesuksesan ini penting kita miliki dalam menjalani hidup. Tuhan tidak menuntut kita memiliki pencapaian yang spektakuler. Atau tampak terpandang dimata orang-orang. Karenanya jangan malu kalau kita tampak “kalah” berprestasi dibandingkan orang lain. Jangan pula tergoda mengambil jalan pintas yang tidak sesuai firman Tuhan, hanya agar dipandang berhasil oleh dunia. Melainkan, berusahalah dinilai sukses oleh Tuhan dengan terus berusaha setia kepada panggilanNya. Amin.
Yesaya 6:8-13
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” 6:9 Kemudian firman-Nya: “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! 6:10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.” 6:11 Kemudian aku bertanya: “Sampai berapa lama, ya Tuhan?” Lalu jawab-Nya: “Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. 6:12 TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong. 6:13 Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!”